.::Selamat Datang di Situs Kami , Semoga Website Kami ini Memberikan Pencerahan kepada Sahabat-Sahabat Mengenai Agama Kita yang Tercinta, Selamat Menikmati Hidangan Kami, dan Mohon Doanya ya Agar wAbsite Kami Tetap Eksis!! Amin::.

Selasa, 16 Desember 2008

Pengertian Al-Hijab bagi Wanita

Al-Hijab berasal dari kata hajaban yang artinya menutupi, dengan kata lain al-Hijab adalah benda yang menutupi sesuatu, menurut al-Jarjani dalam kitabnya at-Ta’rifat mendefinisikan al-Hijab adalah setiap sesuatu yang terhalang dari pencarian kita, dalam arti bahasa berarti man’u yaitu mencegah, contohnya: Mencegah diri kita dari penglihatan orang lain.

Dari berbagai pengertian bahasa yang di atas maka kita bisa mengambil sebuah kesimpulan seperti apa yang dikatakan oleh Al-Zabidy dalam kitabnya Taj al-‘Urus bahwa yang dimaksud dengan al-Hijab adalah segala sesuatu yang menghalangi antara kedua belah pihak. Artinya ada sebuah benda yang menghalangi penglihatan kita terhadap orang lain, contohnya, ketika ada dua orang sedang berbicara, tetapi ditengah-tengah mereka terdapat tembok yang besar, sehingga dengan adanya tembok yang besar itu, mengakibatkan kedua orang itu tidak melihat satu sama lain. nah…tembok inilah yang dinamakan al-Hijab.


Sedangkan menurut istilah syara’, al-Hijab adalah suatu tabir yang menutupi semua anggota badan wanita, kecuali wajah dan kedua telapak tangan dari penglihatan orang lain. Dalam agama kita yaitu Islam, hal ini bertujuan untuk menghindari fitnah di antara dua jenis manusia yang berbeda, yaitu pria dan wanita, dikarenakan dari ujung rambut hingga ujung kaki bagi wanita, semua merupakan aurat yang harus ditutupi, kecuali telapak tangan dan wajah tentunya. Sedangkan bagi kaum pria, bertujuan agar bisa Ghadul Bashar atau menundukan pandangan, selain itu juga dapat mencegah dari perbuatan berkhalwat atau berdua-duaan ditempat sepi antara lawan jenis, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk mehindari dari berbagai bentuk maksiat yang dibisikan syeitan melalu pendengaran kita. Karena syeitan akan terus menggoda hingga orang yang dituju syeitan itu bisa mengikuti perintah dan langkah syeitan. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah


Dalam al-Qur’an pun disebutkan tentang al-Hijab ini, walaupun satu ayat, tetapi bermakna sangat dalam sekali terhadap definisi al-Hijab itu sendiri, sehingga ayat ini diberi nama dengan “Ayat Hijab”, ayat ini terdapat di surat al-Ahzab ayat 53, yang artinya:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.


Ayat ini turun berkenaan dengan hak istri-istrinya Nabi Muhammad Saw.. Pada suatu ketika Umar bin Khaththab ra. Bertanya kepada Nabi Muhammad Saw. tentang kewajiban memakai hijab bagi istri-istrinya Nabi Muhammad Saw. ketika bertemu dengan orang lain, maka turunlah ayat tersebut sebagai jawaban. Sedangkan dalam kitab al-Islam wa Qadhaya al-Mar’ah al-Mu’ashirah di katakan bahwa, ayat ini turun berkenaan dengan kekhawatiran Nabi Muhammad Saw. terhadap kecantikan istri beliau. yaitu Zainab binti Jahsy.



Selain itu, tujuan dari ayat di atas terhadap istri-istri Nabi Muhammad Saw. adalah agar mewajibkan kepada mereka (istri-istri Nabi Muhammad Saw.) untuk menutupi semua anggota badan selain wajah dan telapak tangan, dengan memakai tabir ketika berada di antara orang lain yang bukan muhrim.


Sedangkan yang dimaksud dengan al-Hijab pada ayat di atas adalah, tabir pembatas yang menghalangi wanita dari penglihatan orang lain, tetapi bukan sesuatu yang dipakai seperti pakaian, celana maupun jilbab akan tetapi berbentuk sebuah pemisah seperti tembok, hordeng dan lain sebagainya. Mengacu pada ayat di atas bahwa ketika pada zaman Nabi Muhammad Saw., ada orang asing yang datang kepada istri beliau untuk bertemu dikarenakan ada sesuatu urusan, maka Nabi pun mengizinkannya akan tetapi memerintahkan agar istrinya bertemu dibalik tabir. Al-Hijab dalam pengertian sebagai tabir penghalang tidak diwajibkan kepada wanita yang bukan istri Nabi Muhammad Saw., perintah Nabi di atas bukan perintah untuk semua wanita, tetapi khusus bagi istrinya beliau saja.


Oleh karena itu, di zaman sekarang tidak ada satu pun wanita yang melakukan seperti itu, dikarenakan kekhususannya. Coba bayangkan jika itu tidak dikhususkan akan tetapi malah diperintahkan oleh semua wanita, mungkin akan banyak efek dan kendala yang dihadapi oleh wanita, akan tidak adanya wanita karier, akan tidak adanya wanita yang berpolitik dan lain sebagainya. Belum lagi serangan-serangan dari para orientalis yang saat ini belum menemukan satupun kekurangan dalam Islam, mungkin akan mengkritik tentang masalah ini, jika seandainya perintah ini bagi seluruh wanita. Maka pantaslah jika Islam adalah agama yang mudah dan juga fleksibel bagi pemeluknya, sehingga pemeluknya pun tidak akan merasa keberatan ataupun kesusahan ketika menjalankan syariat-syariat Allah, sehingga malulah kita terhadap Allah SWT. yang memberikan kemudahan kepada umat Nabi Muhammad Saw. akan tetapi kita tidak menjalankan syariatnya Allah SWT, Na’udzubillah. Wallahu’alam

Kamis, 11 Desember 2008

Ibu Berikanlah Sebuah Senyuman Untuk Ku

Beliaulah yang membesarkan kita ketika kita masih seberat 4 kilogram, beliaulah yang melahirkan kita ketika kita masih di alam kandungan, beliaulah yang merawat kita ketika kita belum sanggup berbuat apa-apa, beliaulah yang mensekolahkan kita dari Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi sehingga kita menjadi orang yang pintar karenanya, beliaulah yang mendidik kita ketika berjalanpun belum mampu kita lakukan, beliaulah yang menyayangi kita ketika sayangnyalah yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan kita, beliaulah yang mencintai kita yang cintanya sungguh indah dan dahsyatnya yang akan menentramkan batin dan menenangkan jiwa kita, dan beliaulah-beliaulah sebagainya.

Mungkin perkataan-perkataan di atas yang ingin mencoba menguak kehebatan seoarang ibu, betapa ibu sungguh sangat istimewanya bagi kita, tetapi itu semua sama sekali tidak terlalu muluk-muluk untuk menggambarkan seorang yang cukup fenomenal dalam kehidupan kita, yaitu seorang yang sungguh dengan segala perasaan dan tanggung jawab dalam merawat serta membesarkan kita sehingga kita menjadi orang yang dewasa lagi kuat, bahkan perkataan itu sungguh bagaikan sebutir debu di padang pasir yang sangat luas. Mungkin hanya keterbatasan kata-kata kita lah yang belum mampu menggambarkan kasih sayangnya kepada kita.


Kata Ibu walaupun hanya terdiri dari tiga huruf ini tetapi dapat mengguncangkan dunia, oleh karena itu jika orang yang dapat mendalaminya akan menjadi luluh hatinya, contohnya saja orang yang sebelumnya kejam dan bengis akan mengeluarkan air mata dengan sendirinya, dikarenakan kehebatan kata ibu, dan kefenomenalan kata ibu. Tanyakan lah kepada orang yang sudah tidak mempunyai ibu, tanyakan lah kepada orang yang belum melihat wajah ibu, dan tanyakan lah kepada orang yang tinggal di panti asuhan yang belum sempat sama sekali bertemu ibu, maka mereka akan menjawab dengan serempaknya, “Ohh… Ibu aku rindu padamu”


Ketika mendengarkan jawaban itu hati akan bergetar dan perasaan ingin sekali menangis sekencang-kencangnya. Semua orang akan menangis tanpa terkecuali bila ia benar-benar menyelam di samudra kasih sayang ibu, mulai dari presiden hingga pembantu rumah tangga, mulai dari Ulama hingga santri, mulai dari bayi hingga kakek-kakek, mereka menangis karena belum mampu bahkan tidak akan pernah mampu untuk membalas segala kebaikan yang pernah dilakukan oleh orang yang sangat fenomenal ini, kekhilafan pun menyelimuti diri, dan ingin rasanya sekarang segera beranjak dari tempat duduk untuk segara menemui ibu dan langsung memeluknya dengan penuh perasaan dan terima kasih, lalu akan terikrar di hati ini sebuah janji untuk selalu taat kepadanya.


Adakah kita mengetahui, saat kita kecil sering sekali me-ngompol dan buang air besar sesuka hati ketika ibu sedang makan, adakah ia jijik untuk membersihkannya, adakah ia menunda membersihkannya setelah makan selesai, dan adakah ia mengeluh barang sedikitpun kepada kita sewaktu kita kecil. Tetapi yang terjadi sebuah senyuman yang mengembang dari kedua bibirnya, sebuah hati yang riang melihat anaknya sehat, dan sebuah perasaan yang sungguh indah sekali hingga sulit sekali untuk melukiskan bagaimana hebatnya cintanya kepada kita, bahkan pelukis yang paling hebat di dunia pun tidak bisa melukiskan kehebatan seorang ibu walaupun setetes tinta.


Namun sayangnya, apa yang terjadi ketika anak itu besar dan sudah bisa mandiri, ia lebih mementingkan diri sendiri, tanpa melihat ibu yang sudah tua termakan umur. Ia lebih memilih untuk bersenang-senang, ketika ibu terserang penyakit. Dan bahkan konyol-nya ia lebih memikirkan nasibnya yang serba mewah ketimbang barang sejenak saja menengok ibu yang sedang terbaring di rumah sakit. Apakah ini balasan anak yang shalih dan shalihah?, apakah ini balasan anak yang baik dan anak yang berbakti?, dan apakah ini balasan anak jutawan dan anak milyader?, tidak sama sekali, anak seperti ini harusnya sudah dipecat dari kantor dunia, anak yang seperti ini seharusnya tidak dikeluarkan dari rahim ibu, dan anak seperti ini sudah seharusnya tidak mengenal ibu.


Apakah kita mengetahui, bahwa kebahagiaan ibu terhadap anaknya adalah ketika melihat anaknya sukses dalam berbagai bidang tetapi tidak melupakannya. Ketika melihat anaknya se-abrek prestasi yang didapatkan tetapi ia mengucapakan terima kasih kepda ibu. Dan ketika melihat anaknya bahagia dikehidupan barunya tetapi ia tidak meninggalkan ibunya. Seoarang ibu tidak mengharapkan secuil harta anaknya sedikitpun, seoarang ibu tidak mengharapkan apa-apa dari anaknya, lalu sebagai anaknya apakah ia berat menanggung kebahagiaan-kebahagiaan ibu yang di atas? dan sebagai anaknya apakah ia berat melaksanakan demi kebahagiaan ibu? Wahai manusia bandingkanlah dengan apa yang telah ibu lakukan untuk kita, maka akan terkuak lah fenomena bahwa kita termasuk orang-orang yang durhaka, Na’udzubillah.


Sudah seharusnyalah kita berbakti dan mengabdi kepada ibu yang telah membesarkan kita dengan penuh rasa semangat, dengan penuh keikhlasan dan penuh dengan kasih sayang. Jangan sekali-kali muncul dalam benak untuk mengeluh dan jangan sekali-kali terucap di pikiran kita kata-kata repot. Berbakti dengan tidak berbuat durhaka dengannya, menjauhkan apa yang tidak baik kita berikan kepada ibu, dan membuktikan kepada ibu bahwa kita adalah anak yang shalih, rajin dan juga berprestasi, sehingga simpanlah ungkapan ini di dalam qalbu setiap jiwa “IBU BERIKANLAH SEBUAH SENYUMAN UNTUKKU” Wallahu ‘Alam

Rabu, 26 November 2008

Berdialog Dengan Hatiku di Republik Jiwa

Wahai hatiku yang selalu gundah gulana, janganlah kau berlama-lama dalam kegundahan, aku tak kuat menahan kegundahanku ini. Aku ingin hatiku tenang untuk dapat menyelam ke samudra keagungan Allah SWT.. Namun kau selalu saja membuat kegundahan dijiwaku. Apakah kau mengetahui bagaimana keinginanku untuk masa depan yang bermula dari usahaku sekarang ini. Jika kau terus menaruh kegundahan dalam hatiku, maka aku akan celaka. Aku akan terperosok ke lubang yang selama ini aku berusaha untuk menghindarinya. Ah…percuma aku berbicara denganmu, yang ku butuhkan adalah kebangkitan bukan keterpurukan akibat kegundahanku ini.

Wahai hatiku, bekerjasamalah dengan otakku, agar kau tidak hanya mengedepankan perasaan saja tetapi juga mengedepankan akal pikiran. Jadilah dua sejoli dengan otakku agar kau merasa tenang ditemani oleh makhluk yang berbeda karakter denganmu itu. Jadilah kawan akrab yang akan menguntungkan bagi seluruh tubuhku. Berjalanlah bersama-sama, jangan ada yang saling mendahului dan jangan pula ada yang saling membelakangi. Bekerjasamalah layaknya klub sepakbola yang selalu memenangkan seluruh pertandingan yang diikutinya.


Wahai hatiku, jadikanlah perasaanmu ini perasaan yang lembut lagi indah. Jangan kau sekali-kali mengungkapkan kemarahanmu. Dan jangan pula sekali-kali kau berburuk sangka kepada orang yang baik-baik. Apakah kau takut akan kehilangan kebahagiaan, apakah kau takut akan kehilangan kenikmatan, dan apakah kau takut akan kehilangan keindahan. Janganlah kau takut, karena ada yang Maha Dekat, yaitu Allah SWT., mintalah kepada Beliau, insya Allah akan tentramlah jiwaku ini.


Wahai hatiku yang kukagumi. Marilah membangun jiwaku seperti sebuah pemerintahan. Kau adalah wakil presidennya dan otak adalah presidennya. Kau mempunyai kehendak maka tanyakanlah dulu dengan presidenmu apakah itu baik atau tidak. Jika baik maka suruhlah mentri-mentri yang terkait dengan keinginanmu itu. Namun jika buruk maka tahanlah, janganlah kau paksakan diri, jika kau paksakan diri akan mengakibatkan bencana bagimu, bagiku dan bagi kita semua. Jadikanlah tubuh ku sebagai Negara yang tentram dan meyejukkan. Jangan kau jadikan tubuhku menjadi tubuh yang penuh dengan api dan kebisingan hidup.


Wahai hatiku, apakah kau tidak tau betapa pentingnya kau di anggota tubuhku. Walau pun kau kecil, namun kau adalah segalanya. Ketika aku beribadah kepada Allah SWT. dengan hati yang terpaksa maka ibadahku pun kacau. Tetapi jika aku beribadah kepada Allah SWT. dengan ikhlas maka ibadahku pun penuh dengan makna dan keindahan. Ikhlaskanlah segala hal tentang kebaikan, dan jangan kau ikhlaskan segala hal tentang keburukan. Keburukan yang nyata-nyata akan menerpa mu dan menerpa seluruh personil tubuhku, yang lambat laun akan mengeras seperti batu hingga sulit sekali diluluhkan dengan berbagai siraman dan rayuan rohani.


Wahai hatiku, mari bersama-sama dengan ku untuk selalu mengagungkan asma Allah SWT. walaupun mentri bicara yaitu mulut masih enggan untuk melafazkan asma Allah SWT.. Kau harus nya memberi contoh kepada mulut untuk selalu berzikir setiap waktu dan setiap saat. Jangan kau hanya berkehendak saja namun kau tidak menjalaninya sama sekali. Dakwah yang paling mujarab adalah dakwah dengan perbuatan, uswatun hasanah, bukan dakwah yang hanya keluar dari kehendak saja namun tidak kau kerjakan, sungguh naïf sekali wahai hati.


Wahai hatiku olahlah negrimu ini menjadi negri yang baldatun tayyibatun wa robbun gofur. Yang ketika kau mendapatkan kenikmatan dari Allah SWT. kau bersyukur kepadanya dan ketika kau mendapatkan cobaan dari Allah SWT. kau bersabar dengan ujian itu. Kenikmatan yang tak pernah lelah terputus yang diberikan oleh Allah SWT., yang kadang kau ingkari kenikmatannya. Ujian yang kadang melanda didatangkan khusus kepada Negara kita, yang kadang kau su’udzon kepada Allah SWT. tentang ujian ini, sehingga kau lelah dan lelah untuk selalu merasa dan mengatur.


Yuk!! Bersama-sama dalam kehidupan yang lebih indah, kehidupan penuh makna dengan hati yang bercahaya dan beraura. Semoga engkau selalu bahagia di dalam jiwaku yang terkadang rapuh dan terkadang kuat ini.

Senin, 24 November 2008

Koruptor Layakkah Dihukum Mati?

Koruptor adalah sebuah gelar yang sangat buruk disandang oleh manusia yang mempunyai akal dan hati nurani. Koruptor adalah gelar pencuri tingkat tinggi yang dilakukan oleh kalangan atas untuk mengkayakan diri sendiri dan mengacuhkan penderitaan orang lain. Koruptor adalah seburuk-buruknya tindakan kejahatan yang selama ini jarang sekali ditindak tegas oleh penegak hukum di Indonesia. Koruptor sudah merajalela kemana-mana, mulai dari pejabat pemerintahan, dewan, hakim, polisi hingga ketua RT dan RW di pedesaan. Buktinya banyak pemberitaan mengenai pelaku korupsi diberbagai media masa, baik elektronik maupun tulisan.


Mungkin ada benarnya jika uang adalah segala-galanya, pernyataan ini hanyalah dikhususkan kepada peraturan Negara kita. Ini terbukti makin banyaknya koruptor yang bertebaran dimana-mana. Seharusnya jika hukum dan peraturan Negara Indonesia adalah peraturan yang tegas dan setimpal dengan perbuatannya, sudah seharusnyalah koruptor mati kutu, tidak ada lagi yang melanggang enaknya, sehingga ia menikmati hasil kejahatannya. Namun karena peraturan yang tidak tegaslah yang menjadikan uang dapat berbicara, karena uang kebenaran berubah menjadi kejahatan, dan bahkan dengan uang pula kejahatan berubah wujud menjadi kebaikan. Inilah kelemahan hukum dan peraturan Indonesia yang sangat tidak tegas dan bahkan terkesan lemah tanpa darah. Jadi jangan salahkan kucing yang mengandung jika koruptor dimana-mana.


Sudah saatnyalah Indonesia sebagai Negara teladan. Kita sudah lelah mendengar ditelinga kita bahwa Indonesia adalah Negara yang tertinggi dalam angka korupsinya. Apakah Indonesia harus terus terpuruk, kata Bung Roma dalam syair lagunya “Yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin”, inilah yang sudah seharusnya dipikirkan oleh semua element masyarakat, bukan hanya pemerintah saja tetapi setiap individu manusia, agar mengetahui bagaimana efek korupsi yang akan mengakibatkan bencana bagi seluruh masyarakat Indonesia.


Sebuah wacana muncul untuk mematikan angka-angka korupsi yang semakin hari semakin membludak. Wacana ini muncul akibat kekesalan dan kegundahan masyarakat Indonesia pada umumnya. Dari pengasingan diri hingga hukuman mati. Akhir-akhir ini ada sebuah wacana bahwa hukuman yang paling tepat untuk pelaku korupsi adalah hukuman mati seperti yang dilakukan oleh pemerintah China, untuk memusnahkan korupsi yang terus bermunculan di Negara itu. Hukuman mati terasa tepat karena sesuai dengan apa yang diperbuatnya, maling tingkat tinggi dan akan berefek kepada rakyat Indonesia yang semakin menderita.


Coba kita bayangkan, seorang yang mencuri ayam bisa hancur wajahnya karena dipukuli oleh masyarakat, namun pejabat yang terkenal dengan kebijakannya mencuri uang rakyat hingga bermilyar-milyar tetapi hanya divonis dua hingga tiga tahun penjara, sungguh naïf perbedaan ini, belum lagi penjara yang dipakai oleh pejabat yang korupsi penjara yang kelasnya VVIP. Masya Allah, hingga seperti ini kah ketidakadilan hukum manusia, dan sesungguhnya hukum Mu lah yang paling adil diseluruh alam semesta ini.


Dalam hukum islam, hukuman korupsi dapat dibagi dalam tiga bagian. yang pertama, jika korupsinya itu dalam jumlah yang besar hingga bermilyar-milyaran rupiah dan berefek kepada rusaknya kestabilitasan Negara serta hilangnya kesempatan hidup bagi sebagian rakyat maka tindakan korupsi seperti ini layak diberi hukuman mati. Yang kedua, jika korupsinya dalam jumlah yang sedang misalnya ratusan juta rupiah maka hukumannya adalah potong tangan, sedangkan yang terakhir jika korupsinya dalam jumlah yang sangat kecil misalnya jutaan rupiah, maka hukumannya dipenjarakan hingga ia benar-benar tobat dan menyesali apa yang ia perbuat.


Oleh karena itu Website Nur Aurora mengadakan jajak pendapat tentang masalah hukuman mati bagi pelaku korupsi. Selama satu bulan kami mengadakan polling tersebut dan hasilnya sangat fantastic, sekitar 64 % setuju dengan hukuman mati bagi pelaku korupsi, hanya 14 % yang tidak setuju dengan hukuman mati bagi para koruptor dan selebihnya sekitar 22 % memilih abstain.


Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia sudah muak dengan korupsi, oleh karena itu tidaklah mustahil jika lebih dari 50 % pengunjung website Nur Aurora menyatakan setuju dengan tindakan hukuman mati para koruptor ini. Walaupun jajak pendapat ini tidaklah terlalu ilmiah namun sudah bisa dipahami bahwa sebagian masyarakat Indonesia menginginkan yang terbaik bagi negaranya yaitu tindakan tegas bagi pemerintah untuk menciutkan tindakan korupsi dinegara kita yang tercinta ini.


Ini adalah beberapa komentar dari pengunjung website Nur Aurora yang menyumbangkan suaranya demi kemajuan bangsa:

From chitz_zane on November 12, 2008 at 9:37 pm.

Top of Form

Bottom of Form

setuju banget...!!!
hukum n penegak hukumnya mesti tegas..
masa korup milyaran mpe triliyunan cuma berapa taon penjara..
gimana gak makin banyak yang korup!!!
hukumannya gak nyeremin..

emang seh....
rejeki ma dah ada yang atur..
tp paling gak,jangan serakah amat..
bener tuh kata mas eko patrio..
yang kaya makin kaya...
yang miskin makin miskin....

From _dHebry_ on November 3, 2008 at 8:05 am.

Top of Form

Bottom of Form

waT qUwh c... yg nMa'a k0ruptor. nTu maH dah mendaRah daGing di tiap diRi mNsia. ,,sBgai c0ntoh'a.kLo dpkir sCra logika, bnrE dri qTa kciL dah bLjr korpSi low...!!!coba temend2 pkir ja.. skRg cmua t'gnTng dri indvdu Ntu ndiri

From Hamba Allah on September 8, 2008 at 12:05 am.

Top of Form

Bottom of Form

biar tidak ada lagi yang korupsi, karena merugikan raykat dan negara...........

From cha_cha on August 19, 2008 at 11:11 pm.

Top of Form

Bottom of Form

koruptor mang bwt negara qt rugi bgt,,selain itu mrk jg byk menyengsarakan masyarakat dgn mengambil sesuatu yg bkn hak mrk,namun ada baik na qt jg sdkit memberi hati untuk mereka toh semua orang pernah khilaf kan????
tpi tu jga bkn brarti sya stuju dgn ap yg merka lakukan,semua kembali kepada qt masing2 untuk berpndapt dan menilai na...

Senin, 17 November 2008

UU APP Memusnahkan Virus Pornografi dan Meluluhlantakan Hama Pornoaksi

Indonesia sedang gusar, begitulah ungkapan yang dapat menggambarkan bagaimana perwajahan Negara kita ini, Negara yang konon disandang sebagai Negara yang kaya akan hasil alamnya ini, sampai-sampai Belanda dan Jepang tergila-gila terhadap Indonesia pada perang dunia ke-II, sehingga kedua negara itu mau menjajah Indonesia dengan habis-habisan. Namun, tiba-tiba seiring perkembangan zaman dan berjalannya waktu, Indonesia mulai surut kehebatannya. Bagaimana tidak surut, jika eksploitasi membabi buta dimana-mana yang dilakukan oleh investor yang tidak bertanggung jawab, baik lokal maupun asing, inilah penyebab utama yang menjadikan sumber alam kita kian mengkhawatirkan dan terpuruk. Bukan hanya eksploitasi di sektor alam saja terjadi, tetapi sudah merambah kepada pengekspolitasian akhlak dan moral.

Inilah model penjajahan zaman modern, penjajahan yang lebih kejam dari penjajahan zaman dahulu. Jika zaman dahulu musuhnya nampak terlihat dengan jelas, tetapi penjajahan zaman sekarang tidak tampak jelas sama sekali, bahkan tidak disadari bagi sebagian orang, ia menanggap hanyalah kenikmatan dan kesenangan saja, padahal jika diteliti disinilah letak jahatnya penjajahan zaman sekarang. Penjajahan zaman sekarang bermuka senyum namun pada akhirnya menyesatkan dan menghancurkan, yang lebih hebatnya lagi adalah menghancurkan dengan cara sedikit demi sedikit, agar sakit dirasa.


Diakui atau tidak, Negara kita krisis dimana-mana, mulai dalam arena panggung politik, hingga ajang olah raga. Mungkin kita mulai bosan dengan berita-berita yang tidak menyenangkan dihati, ingin rasanya terdapat berita yang menggugah hati atau bahkan membuat kita bangga dengan keindonesiaan kita. Namun puji syukur kepada yang Kuasa karena akhir-akhir ini ada pengumuman yang membuat hati kita lega dari pemerintah Indonesia. Pengumuman itu bagaikan seteguk air di padang pasir pada saat matahari menyengat kulit.


Pengumuman itu adalah pengesahan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (RUU AAP), konsep yang semulanya bermula tiga tahun lalu ini menjadi isu besar yang mencuat di Negara kita. Ada yang sangat setuju dan tersenyum dengan pengesahan RUU AAP, ada pula yang diam seribu bahasa tanpa berkomentar satu huruf pun, atau bahkan ada yang berkoar-koar dan mewek dengan pengesahan ini, tanda tidak setuju.


Kita patut bersyukur atas pengesahan RUU APP ini, bagaimana tidak, jika tujuannya adalah baik dan demi kemashlahatan bersama. Dan sudah seharusnya lah semua komponen masyarakat Indonesia mendukung pengesahan RUU APP, karena ini untuk mencegah pengeksplotasian moral dan akhlak generasi bangsa yang akan berefek kepada masa depan Negara Indonesia. Coba kita renungkan sejenak pergaulan remaja di sekitar kita pada sekarang ini, adakah kekaguman atas akhlak remaja Indonesia saat ini? Atau kah malah hanya kekecewaan yang timbul?, jika kekecewaan yang timbul maka kita sebagai warga yang mencintai Indonesia maka harus merubah dan membenarkan pergaulan remaja yang condong dengan gaya pergaulan bebas dengan embel-embel free seks.


Pengesahan RUU APP bukanlah awal pengubahan hukum indonesia dari UUD ke syariat Islam, dan bukan pula untuk mengislamisasikan indonesia, tapi pengesahan RUU APP ini awal kebangkitan indonesia, bangkit dari keterpurukan moral dan bangkit dari lembah hitam yang kelam bagi generasi penerus bangsa yang tersesat dengan pornoaksi dan pornografi. Ingatlah oleh kita semua, peraturan bukanlah untuk mengekang manusia, dan bukan pula untuk menutup karya manusia, tetapi peraturan ini adalah untuk merubah akhlak yang mesum kepada akhlak yang mulia. Mungkin ada sebagian orang tanpa ada peraturan bisa tetap dijalan kebenaran, namun ada pula sebagian orang akan bertindak dijalan kebenaran jika ada sebuah peraturan yang berlaku. Oleh karena itulah RUU APP ini tidak merugikan orang lain, tetapi malah akan menjadi pelindung bagi orang yang mencari kebenaran.


Pornografi sudah menjamur di Indonesia, bahkan penjualan VCD dan DVD aurat ini seperti menjual kacang di pasaran, dengan harga miring dan dimana pun ada. Sehingga tidak mustahil jika pornografi bisa diakses oleh semua kalangan, bahkan anak Sekolah Dasar pun bisa menjadi korbannya. Belum lagi di Internet yang begitu banyak situs-situs maksiat yang akan menenggelamkan generasi bangsa dengan fantasi-fantasi yang mesum, dan sudah pasti akan hancurlah moral bangsa ini, diakibatkan oleh penjajahan modern yang menjadi-jadi dengan satu umpan yang ampuh yaitu pornografi.


Belum habis pornografi dibabat, tetapi sudah tumbuh pornoaksi. Pornoaksi ini diklaim oleh sebagian orang adalah seni. Apakah benar pornoaksi itu adalah seni, jika berefek hancurnya generasi bangsa?. Apakah betul pornoaksi seni, jika menimbulkan kemaksiatan yang dahsyat?. Dan apakah tepat bahwa pornoaksi adalah seni, jika merugikan orang lain?. Jawablah dihati anda dengan jujur pertanyaan-pertanyaan itu semua.


Seni adalah ciptaan Allah yang istimewa, yang membuat orang tertegun dan merasa takjub. Allah menciptakan seni semata-mata agar hambanya mau beribadah kepada Allah. Seharusnya orang yang menggeluti bidang seni bisa bersyukur lebih dalam lagi, karena ia akan menemukan kebasaran dan kehebatan ciptaan Allah. Contohnya saja seorang pelukis, ia melukis ciptaan Allah yang Maha Dahsyat, semakin ia tenggelam dilukisannya itu, maka ia semakin takjub kepada penciptanya, maka ia akan bergumam, "Maha Besar Allah yang menciptakan segala sesuatu dengan begitu agungnya".


Jadi, seni itu bukan membuat orang jauh dari Allah, tapi seni itu adalah sarana yang baik untuk semakin dekat dengan Allah dan akan menjadikan kita sebagai golongan orang-orang yang bersyukur. Maka jika begitu apakah kita berani mengatakan, "Pornografi dan Pornoaksi adalah Seni", hanya orang yang bodoh dan hatinya hitamlah yang berkata seperti itu. Yuk!! Kita tuntaskan aksi pornografi dan pornoaksi di negara kita ini melalui UU APP, semoga Negara kita menjadi Negara yang damai dan sejahtera, amin.

--------------

Oleh: Ibnu Saduki al-Bekasi (Adi Nurseha)

Minggu, 10 Agustus 2008

Hikmah Peristiwa Isra' dan Mi'raj Part. 3 (Terakhir)

04. Memperkokoh Loyalitas atau Kesetiaan Umat Islam

Isra dan Mi’raj adalah rihlah-nya atau jalan-jalannya Rasulullah Saw. yang sungguh-sungguh sangat spesial, bagaimana tidak, hanya Rasulullah Saw. yang mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan yang sangat mulia ini. Mungkin hati kita akan bertanya-tanya, mengapa Isra’ dan Miraj-nya Rasulullah Saw. disebut juga jalan-jalan! Hal ini dikarenakan berbagai fakta yang menarik terjadi sebelum peristiwa Isra’ dan Mi’raj ini terjadi.


Berbagai fakta terkait dengan diberlakukannya Isra’ dan Mi’raj ini yang paling kentara adalah wafatnya dua orang yang sangat dicintai oleh Rasulullah Saw, bahkan kedua orang inilah yang selama ini menopang dakwah Rasulullah Saw. dalam menyebarkan agama yang rahamatal lil alamin ini. mungkin entah apa jadinya jika dakwah Rasulullah Saw. tidak ditopang dengan dua orang ini. mungkin perjalanan dakwah Rasulullah Saw. sungguh berat sekali.


Dua orang itu adalah Siti Khadijah dan Abu Thalib. Siti Khadijah adalah istri Rasulullah Saw. Yang sangat dicintainya, bahkan Siti Khadijah inilah yang pertama-tama mengakui ke-Rasul-an Rasulullah Saw. ketika Rasulullah Saw sekembalinya dari Gua Hiro, bukan hanya itu saja, tetapi juga Siti Khadijah yang selama ini menopang dakwah Rasulullah Saw. Dalam segi dana atau materi. Pada kala itu Siti Khadijah merupakan0 saudagar wanita yang sangat kaya, sehingga segala keperluan dakwah Rasulullah Saw. dibantu oleh Siti Khadijah sang istri tercinta, sehingga dakwah Rasulullah Saw. pun sangat mulus sekali, tanpa ada kendala sedikitpun, apalagi Siti Khadijah adalah cerminan wanita shalihah yang sudah sepatutnya menjadi panutan bagi wanita-wanita zaman sekarang yang memerlukan contoh untuk kehidupannya, maka jangan ada keraguan lagi untuk mengikuti apa yang dilakukan Siti Khadijah yang sungguh-sungguh sangat dermawan dan baik hati demi kepentingan dan kemajuan Islam.


Yang kedua adalah Abu Thalib, seorang sosok yang sangat kharismatik dan berwibawa di kalangan kaum Quraisy, seorang pemimpin yang sangat dikagumi oleh masyarakat ketika itu. Beliau adalah paman Rasulullah Saw. Yang juga dicintai oleh Rasulullah Saw., walaupun Abu Thalib belum mengikrarkan dirinya masuk ke dalam agama Islam, namun dari segi pembelaan terhadap Rasulullah Saw. kita akan meyakini bahwa beliau sangat percaya dengan apa yang dikatakan Rasulullah Saw. ketika berdakwah kepada kaum Quraisy. Oleh karena itu beliau adalah yang menopang dakwah Rasulullah Saw. dalam segi perlindungan dari kejahatan-kejahatan kaum Quraisy yang sangat benci kepada dakwah Rasulullah Saw.. Bahkan diakhir hayatnya pun beliau belum sempat mengikrarkan syahadat kepada Rasulullah Saw. dikarenakan posisinya sebagai pemimpin kaum Quraisy saat itu.


Oleh karena itu Rasulullah Saw. sedih sekali atas cobaan yang didapatkannya, bagaimana tidak sedih, dua orang yang sangat dicintainya dan dua orang yang selama ini menopang dakwahnya meninggal dunia, sehingga Allah SWT. pun menghibur Rasulullah Saw. yang sedang bersedih itu dengan memerintahkannya untuk jalan-jalan yakni ber-Isra dan ber-Mi’raj dengan tiket yang spesial yakni bertemu langsung dengan Allah SWT.


Selain untuk menghibur Rasulullah Saw., Allah SWT. juga ingin menyampaikan pesan moral kepada Rasulullah Saw. bahwa boleh saja ada yang membantu perjuangan dakwah Rasulullah Saw., Namun sebagai seorang Nabi sangatlah tidak pantas jika dakwahnya sangat tergantung dengan bantuan orang lain, seharusnya ketergantungan dan pengharapan perlindungan hanyalah pantas disandarkan kepada Allah SWT., bukan kepada manusia saja.

Hikmah yang keempat ini bukan hanya dikhususkan bagi Rasulullah Saw. saja, namun bisa juga kita lakukan sebagai umat Rasulullah Saw. dalam berdakwah. Pada hakekatnya semua manusia adalah memiliki kewajiban dakwah, namun berbeda dalam garapan berdakwahnya, bisa melalui menjadi seorang ibu yang berdakwah kepada anak-anaknya, atau seorang suami yang berdakwah kepada keluarganya, atau seorang presiden berdakwah kepada masyarakatnya, dan lain sebagainya, hingga kepada dakwah yang paling kecil yaitu berdakwah kepada diri sendiri.


Ini sengat penting sekali, jika kita berdakwah maka sudah seharusnyalah kita tidak tergantung kepada bantuan orang lain saja, Islam tidak melarang kita minta bantuan kepada orang lain, tetapi apakah pantas jika kita sangat tergantung, karena ada zat yang sangat hebat, yang seharusnya Dia-lah yang menjadi tempat kita bergantung dan berharap dalam berdakwah, baik kepada diri sendiri, keluarga hingga masyarakat, yuk! Kita berdakwah.

Jumat, 01 Agustus 2008

Hikmah Peristiwa Isra' dan Mi'raj Part. 2

02. Kenaikan ke Sidrah al-Muntaha

Setelah Rasulullah Saw. berjalan malam hari dari Masjid al-Haram Menuju Masjid al-Aqsa, maka Rasulullah Saw. pun meneruskan perjalanannya, setelah melakukan sholat sunnah dua raka’at di Masjid al-Aqsa, Rasulullah Saw. naik ke Sidrah al-Muntaha hingga bertemu Allah SWT. di arsy-Nya.


Kenaikan Rasulullah Saw. ini bukan hanya sekedar kenaikan biasa, lebih dari itu. Dari segi tujuan memang sudah jelas Rasulullah Saw. ber-Isra dan Mi’raj dengan tujuan memenuhi undangan dari Allah SWT. selain itu juga untuk mendapatkan wahyu perintah shalat lima waktu yang sangat masyhur ceritanya. Namun keluar dari tujuan-tujuan tersebut, Mi’rajnya Nabi Muhammad Saw. ini pun masih mempunyai arti yang sangat mendalam.


Mi’raj menurut bahasa yaitu naik dengan anak tangga, dari segi bahasa saja bisa kita galih bahwa begitu hebatnya makna peristiwa Mi’raj ini, mari kita telusuri ada apakah dibalik makna Mi’raj ini? sebuah kenaikan yang terkandung dari makna Mi’raj ini seakan-akan memberi sebuah pesan bagi seluruh umat Islam, yakni umat Islam haruslah bisa Mi’raj atau naik. Sebenarnya hikmah yang kedua ini ada kaitannya dengan hikmah yang pertama, yaitu jika umat islam sudah dididik di masjid dan sudah ada kemajuan-kemajuan yang berarti maka sudah seharusnya pula umat Islam meningkatkan dari segi kualitas, kuantitas, hingga prestasi. Hal ini sangat penting sekali bagi umat islam karena kualitas, kuantitas, dan prestasi merupakan sebuah cerminan bagaimana kemajuan yang sudah ditingkatkan oleh umat islam. Jangan sampai maju saja namun tidak meningkat dari segi mutu dan kualitas.


Lalu bagaimanakah umat Islam untuk menjaga agar kualitasnya membaik dan semakin meningkat?, maka dengan cara anak tanggalah umat Islam bisa menjaganya, artinya step by step, ini sangat penting karena peningkatan tidak serta merta langsung sampai puncak, tetapi diawali dengan bagian yang paling bawah, dilanjutkan bagian tengah dan diakhiri pada bagian puncak. Contohnya ketika kita ingin memanjat sebuah pohon kelapa dan ingin mendapatkan buah kelapa yang segar, maka kita pun harus menaikinya dari bawah, tidak mungkin kita menaikinya dari atas ke bawah jika seperti ini berarti pemikiran yang ngawur. Sedikit demi sedikit begitulah pesan yang tertuang di dalam peristiwa Mi’raj ini, maka sudah seharusnya umat Islam meniru apa yang dipraktekan oleh Nabi Muhammad Saw. agar umat Islam maju dan meningkat dalam berbagai bidang.


03. Menunjukan bahwa Ilmu Allah SWT. sungguh Luar Biasa


Pada zaman Nabi Muhammad Saw. kebanyakan manusia tidak mempercayai adanya Isra’ dan Mi’raj, bahkan umat Islam sendiri kala itu masih ada yang tidak mempercayai peristiwa ini, bagaimana bisa percaya, jika ada seorang manusia bisa terbang hingga langit ke tujuh dalam waktu yang sesingkat itu, anehnya lagi Nabi Muhammad Saw. Hidup pada zaman yang belum ada teknologi yang secanggih seperti sekarang ini, maka kebanyakan orang berpikir bahwa peristiwa ini adalah sesuatu yang mustahil dan hanyalah mengada-ada belaka.


Pernyataan di atas adalah hanyalah menurut pandangan ilmu manusia semata, namun menurut ilmu Allah SWT. hal itu sangat mudah sekali, jika Allah SWT. menghendaki maka kehendak Allah SWT. tidak bisa dicegah dan tidak bisa disangka menurut akal manusia, seandainya Allah SWT. menunjukan yang lebih hebat lagi daripada peristiwa itu maka sangat mudah sekali bagi Allah SWT..


Dari sini kita bisa menilai bahwa ilmu manusia sangat sedikit sekali dibandingkan ilmunya Allah SWT., ilmu manusia bagaikan setetes air yang mengalir diujung jarum tetapi ilmu Allah SWT. bagaikan samudra yang terbesar di dunia ini, oleh karena itu melalui Isra’ dan Mi’raj ini Allah SWT. berpesan kepada manusia agar janganlah sombong dengan ilmu yang sudah didapatkannya, manusia kadang terlalu sombong disaat ilmunya sudah menjulang tinggi, merasa dirinyalah yang paling pintar, paling ‘alim, dan paling benar. Allah SWT. tidak menyukai orang yang menyombongkan diri di dunia ini, yang berhak sombong di jagat alam ini hanyalah Allah SWT., selain Allah SWT. tidak boleh sombong sedikitpun, karena semuanya yang ada di alam semesta ini adalah milik Allah SWT..


Sombong yang dimaksud di sini bukan hanya sombong karena ilmu saja, tetapi sombong dalam berbagai hal, baik harta, pangkat, jabatan, badan, dan lain sebagainya. Bahkan sombong adalah perbuatan buruk yang pertama kali muncul, sebagaimana yang dilakukan oleh golongan syeitan yang tidak mau bersujud kepada Nabi Adam as., karena menurut syeitan dirinyalah yang lebih mulia daripada Nabi Adam as., dikarenakan dirinya terbuat dari api sedangkan Nabi Adam as. hanyalah terbuat dari tanah yang busuk, oleh karena itu syeitan ini adalah makhluk Allah SWT. yang pertama kali melakukan perbuatan jahat dan makhluk Allah SWT. yang pertama kali melakukan perbuatan sombong. Maka barangsiapa yang berbuat sombong sudah pastilah ia berteman dengan syeitan.


Lalu, Apakah kita masih sombong jika ilmu adalah milik Allah SWT.? Apakah kita masih berbangga diri jika ketampanan dan kecantikan kita juga milik Allah SWT.? Apakah kita masih menghina orang lain jika harta yang kita miliki adalah milik Allah SWT.? Bahkan roh yang ada di badan kita juga adalah milik Allah SWT., pada akhirnya hakekatnya manusia adalah tiada dan yang ada hanyalah Allah SWT., maka apakah kita masih sombong?


Hilangkanlah kesombongan di dalam hati, jadilah manusia yang benar-benar bertaqwa kepada Allah SWT., tidak ada gunanya bersikap sombong, yang ada hanyalah kekerasan hati dan kebusukan perasaan yang merasuk ke dalam jiwa, jika manusia sudah berbuat sombong maka kehambaannya kepada Allah SWT. perlu dipertanyakan, karena hakekat seorang hamba adalah ia tidak memiliki apapun tetapi semuanya milik majikannya, oleh karena itu jadilah hamba yang sebanar-benarnya hamba, jangan menjadi hamba yang nyeleneh.

Senin, 28 Juli 2008

Hikmah Peristiwa Isra' dan Mi'raj Part. 1

Isra’ menurut bahasa berarti berjalan pada malam hari, sedangkan Mi’raj menurut bahasa berarti naik dengan anak tangga. Sedangkan menurut istilah syara’, Isra’ dan Mi’raj adalah sebuah perjalanan Rasulullah Saw. Pada malam hari dari Masjid al-Haram menuju Masjid al-Aqsa kemudian dilanjutkan kembali dari Masjid al-Aqsa naik ke atas langit, hingga ke Sidrah al-Muntaha yang berhujung kepada menghadap sang Khalik Jagat Alam ini yaitu Allah SWT..


Dari definisi di atas kita sudah pasti akan menilai, bahwa peristiwa ini sungguh hebat dan memukau, bagaimana tidak, seorang hamba Allah bertemu langsung dengan Allah SWT., yang sudah pasti tak disangka dan tidak diduga lagi bahwa hamba yang seperti ini adalah hamba yang luar biasa, siapa lagi jikalau bukan Nabi Besar dan Nabi Akhir Zaman yaitu Nabi Muhammad Saw., yang sudah sangat masyhur sekali, bukan hanya dikalangan penduduk bumi saja, tetapi juga dikalangan penduduk langit. Nabi Muhammad Saw.-lah yang mendapatkan tiket secara langsung bertemu sang Khalik, padahal Nabi-Nabi sebelumnya tak ada satu pun yang mendapatkan tiket atau undangan VIP dari Allah SWT.

Sehingga peristiwa ini begitu sangat sakral dan Istimewanya bagi Umat Islam sendiri, oleh karena itu diadakanlah acara Isra’ dan Mi’raj hamper diseluruh dunia, dan yang lebih khusus lagi Indonesia sebagai Negara yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam yang sudah barang tentu mengadakan acara semacam ini, mulai dari ormas-ormas Islam hingga Pengajian Rutinan, dan yang mengadakan acara ini pun dari berbagai kalangan yang berbeda-beda, mulai para orang tua hingga anak-anak di sekolah TPA.

Menjamurnya acara Isra’ dan Mi’raj diseantero Nusantara ini membuat umat Islam bangga, begitu kompaknya Umat Islam mengadakan acara yang sungguh-sungguh mulia dan sakral ini. Namun pada realitanya acara hanyalah sebatas acara, yang isinya hanyalah sebagai pengingat bukan sebagai penggerak, coba kita bayangkan berapa kali kita mengikuti acara Isra’ dan Mi’raj selama kita hidup? Dan berapa banyakkah yang bisa kita petik hikmah dari acara Isra’ dan Mi’raj selama kita hidup? Maka kita akan kebingungan menjawabnya.

Lalu apakah yang salah terhadap semua ini? Apakah yang mengelola acara tersebut yang salah? ataukah kita yang mengikuti acara tersebut belum bisa mengambil dan memetik bunga yang seharusnya sebagai penghias hati kita, bukan sebagai bunga yang malah kita petik lalu dibuang saja dengan percuma, maka jawabannya ada di dalam hati masing-masing pembaca sekalian.

Terlepas dari itu semua, penulis menginginkan makna dari Isra’ dan Mi’raj ini agar lebih kental dengan menyodorkan 4 hikmah yang terkandung di dalam peristiwa yang sungguh luar biasa ini yaitu Isra’ dan Mi’raj:

01. Sebuah Perjalanan dari Masjid ke Masjid

Yang sudah kita ketahui bahwa perjalanan Rasulullah Saw. pada malam hari dari Masjid al-Haram di Mekkah al-Mukarramah menuju Masjid al-Aqsa di Palestina, dari sini kita bisa mengambil 2 buah kesimpulan yaitu “sebuah perjalanan” dan kata “Masjid”, ada apa dengan dua kesimpulan ini? mari kita akan membahasnya bersama-sama.

Pertama, sebuah perjalanan yang mempunyai arti maju atau kemajuan, contohnya jika kita ingin pergi ke pasar hendaknya kita melakukan sebuah perjalanan menuju pasar yang kita tuju, dan perjalanan itu sudah pasti maju, tidak mungkin jika kita berjalan malah mundur ke belakang, ini akan menjadi salah kaprah dan bahkan akan berefek kepada kita, karena kita tidak akan sampai di tempat tujuan, disebablakan kita melakukan perjalanan yang mundur. Oleh karena itu kesimpulanannya setiap yang berjalan pasti maju ke depan.

Yang kedua, kata Masjid, dalam peristiwa ini Nabi Muhammad SAW. singgah dari masjid ke masjid, ini mempunyai arti yang ada kaitannya dengan kesimpulan yang pertama, dengan menarik sebuah pemikiran bahwa jika Umat Islam ingin menjadi umat yang maju dari segi fisik, moral, akhlak, ilmu dan lain sebagainya, maka haruslah dibina dari masjid, dididik di masjid dan dibesarkan dalam lingkungan masjid.

Hal ini sangat berpengaruh sekali dalam segi psikis Umat Islam. Umat Islam yang jauh dengan masjid atau yang tidak mau meramaikan masjid, maka ia akan sulit sekali untuk melakukan ibadah-ibadah yang disukai oleh Allah SWT., ini tercermin dari sisi lingkungan, karena lingkunganlah yang paling berpengaruh dari segi kejiwaan seseorang, apakah ia baik ataukah malah sebaliknya? Semua ini ada kaitannya dengan lingkungan, oleh karena itu para generasi penerus bangsa, mari ramaikanlah masjid-masjidmu demi kejayaan Islam dengan berbagai kegiatan bukan hanya semata ibadah shalat dan membaca al-Qur’an saja, tetapi semua kegiatan yang bermanfaat hendaklah dilaksanakan di masjid, jadikanlah masjid sebagai markas besar seluruh Umat Islam.

Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi bahwa semenjak dahulu yaitu ketika zaman Nabi Muhammad SAW. yang kala itu umat Islam ingin maju melalui sarana Masjid. Masjid pada zaman Nabi Muhammad Saw. sebagai pusat pelatihan, pusat meditasi, pusat konsultasi hingga pusat strategi berperang. Masjid zaman dahulu bukan hanya digunakan sebagai sarana ibadah saja, tetapi juga sebagai pusat pelatihan bagi para pemuda dan generasi penerus Islam, sebagai pusat meditasi bagi seluruh umat Islam kala itu, untuk mendapatkan santapan rohani dan taqarub kepada Allah SWT., sebagai pusat konsultasi bagi umat Islam yang belum mengerti dengan secara kaffah agama Islam dan yang terakhir sebagai pusat strategi berperang ketika umat Islam dalam masa berperang.

Oleh karena itu mari bersama-sama mengembalikan fungsi masjid ke bentuk asalnya, yaitu masjid seperti zaman Rasulullah Saw., sebagai pusat kegiatan apapun yang bermanfaat bagi kelangsungan dan kejayaan umat Islam sebagai Umat yang rahmatal lil ‘Alamin. Amin.

Bersambung ke Part. 2.....

Minggu, 27 Juli 2008

Akhwat Sang Pengantar ke Pintu Syurga Part. 3

05. Berpakaian ala Islami


Pada ciri-ciri akhwat sang pengantar ke pintu surga kali ini adalah masalah pakaian, pakaian yang dikenakan bagi seluruh umat Islam seharusnya adalah pakaian yang menutupi aurat dari penglihatan orang yang bukan mahramnya, dan juga tanpa menghilangkan fungsi yang sesungguhnya sebagai pakaian yaitu yang melindungi tubuh dari panasnya terik matahari dan dinginnya malam hari. Namun sayangnya pengertian ini tidak diindahkan sama sekali oleh sebagian umat Islam, sehingga fenomena-fenomena yang terjadi terkini adalah pakaian menjadi sumber untuk bermegah-megahan, untuk pamer atau bahkan untuk menghias diri agar merasa dirinyalah yang paling seksi ataupun paling hot, nau’dzubillahi min dzalik.


Jangan heran jika Islam mempunyai batasan-batasan tentang masalah pakaian ini, karena Islam mengajarkan kita untuk selalu menutup aurat dan tidak bermegah-megahan ataupun berlebih-lebihan yang menjurus kemubadziran. Yang paling di sorot dalam Islam adalah masalah pakaian wanita.


Apakah kaum wanita tidak sadar bahwa kaumnya sedang diremehkan dan dihina oleh kaum pria yang jahat dan kaum pria penyembah hawa nafsu, hal ini tercermin ketika banyak televisi-televisi yang menayangkan wanita yang menampilkan busana minim atau bahkan terkesan tidak berpakaian. Ketika wanita itu melihatkan bentuk lekuk tubuhnya, dan ketika wanita itu bergoyang tanpa ada batasan, entah itu adalah kemauannya sendiri atau hanyalah tuntutan pekerjaan yang mengharuskan ia berpakaian seperti itu, maka seharusnya ia sudah memikirkan efek kedepannya bagi generasi penerus bangsa, karena Allah SWT. tidak akan mengurangi rizki setiap orang, jika orang itu selalu lurus di jalan kebenaran, bukan bengkok dijalan kebathilan.


Jika memang itu hanyalah sebuah tuntutan pekerjaan, lalu apakah ia tidak memikirkan generasi penerus bangsa ini, yang sudah seharusnya di lindungi dari efek buruk yang terjadi, bukan hanya guru dan orang tua saja, tetapi semua element masyarakat untuk memproteksi dari virus-virus jahat yang bisa menghancurkan masa depannya. Dan apakah ia tidak memikirkan tuntutan Allah SWT. terhadap batasan-batasan aurat yang sudah ditetapkan oleh Islam, yang menetapkannya bukan undang-undang buatan manusia, tetapi undang-undang ciptaan Allah SWT. Sang Khalik pencipta jagat raya ini. jika ia mengaku beragama Islam dan sudah mengucapkan dua kalimat syahadat maka seharusnya ia sudah rela untuk melakukan apa yang di perintahkan oleh Allah SWT. dan menjauhkan apa yang dilarang oleh Allah SWT., maka tutuplah wahai kaum wanita pakaianmu agar engkau ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT..


Wanita adalah makhluk hebat dan istimewa yang sangat dilindungi sekali di dalam Islam. Ada sebuah pepatah yang menyatakan, “wanita itu bagaikan mutiara, jika ia disimpan dan tertutup rapih, maka ia sangat berharga sekali nilainya”, inilah hakikat wanita sebenarnya, wanita yang menutupi auratnya bukan hanya sekedar menjalankan perintah Allah SWT. saja, tetapi juga akan terangkatlah derajatnya baik di langit maupun di bumi, bahkan ia adalah makhluk yang sangat berharga di dunia ini. Makhluk yang tiada tandingannya, dari segi kesuciannya, kekuatan hatinya, hingga kebijakan setiap masalah yang ia hadapi. Inilah akhwat sejati, akhwat yang akan akan mengantar pasangan hidupnya ke gerbang yang ditunggu-tunggu, yaitu surga firdaus-Nya.


Ada 4 kriteria pakaian ala Islami, untuk menghindari dari fitnah, dari turunnya martabat maupun derajat dan dari cercaan orang lain, sehingga jika seorang wanita ataupun akhwat yang memakai pakaian ini akan terlihat indah dan sejuk di hati bagi kaum pria:


01. Menutup Aurat


Sudah tidak bisa dihindari lagi pada syarat yang satu ini, bahkan ini adalah syarat yang paling urgant dalam masalah pakaian, yaitu menutup aurat. Pakaian yang menutupi aurat sudah seharusnya dipakai bukan hanya dalam keadaan shalat saja, tetapi pakaian sehari-hari yang ia kenakan setiap saat dan setiap waktu, baik pada saat ia keluar rumah ataupun bertemu dengan orang yang bukan muhrim. Kebanyakan akhwat menutupi auratnya hanyalah ketika ia shalat saja, tetapi jika ia selesai malakukan shalat maka ia kembali dengan mengumbar auratnya kepada orang yang tidak semestinya melihat auratnya.


Aurat yang disyariatkan kepada wanita memang sangat berbeda dengan pria, jika pria dari pusat perut hingga lutut semuanya adalah aurat, sedangkan wanita tergantung dengan siapa yang melihatnya, jika yang melihatnya orang yang muhrim maka auratnya sama seperti laki-laki, yaitu dari pusat perut hingga lutut kaki, tetapi jika yang melihatnya bukan muhrim maka auratnya dari ujung rambut hingga telapak kaki, kecuali ada beberapa bagian yang diperbolehkan untuk dilihat. Dalam masalah ini, para ulama berbeda pendapat tentang bagian mana saja yang boleh terlihat, ulama kalangan madzhab syafi’i berpendapat bahwa bagian yang boleh terlihat ketika bermu’amalah dengan orang yang bukan muhrim adalah hanya dua bagian, yaitu wajah dan telapak tangan selain itu adalah aurat, tetapi menurut ulama kalangan madzhab hanafiyah berpendapat bahwa bagian yang boleh dilihat ada tiga bagian tubuh, yakin wajah, telapak tangan, dan telapak kaki.


Itulah batasan-batasan yang telah ditetapkan oleh para ulama, jadi mulai dari sekarang para wanita untuk segera menutupi auratnya, agar selalu menjadi wanita yang shalihah, yang bisa mengantarkan pasangannya menuju pintu yang hakiki dan pintu kehidupan yang sebenarnya, yaitu surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.


02. Tidak Sempit (Tidak Ketat/Longgar)


Pakaian ala Islami yang kedua ini adalah tidak sempit, artinya ketika wanita memakai pakaian itu tidak terlihat lekuk tubuhnya, fenomena yang terjadi sekarang ini adalah banyak muslimah yang sudah memakai jilbab rapih namun sayangnya pakaian yang digunakan masih terlalu ketat, sehingga akan menonjolkan lekuk tubuh yang seharusnya tidakp perlu untuk diperlihatkan.


Pada yang satu ini sering tidak diindahkan oleh kaum muslimah sendiri, dirinya merasa bangga karena sudah memakai jilbab, namun sayangnya ada satu yang ditinggalkan yaitu pakaiannya terlalu ketat. Ini tidak sesuai dengan kaidah pemakaian jilbab yang sebenarnya. Jilbab seharusnya mendapatkan pasangan yang sesuai yaitu pakaian yang longgar, sehingga terlihat lebih indah dan sopan. Tetapi sayangnya banyak wanita yang sudah mengetahui kaidah memakai jilbab seperti ini namun ia masih berkata bahwa “Pakaian ketat sedang ngetrand”. Perkataan inilah yang seharusnya diluruskan, itu bukan trand tapi memaksakan kehendak dan tampak tidak adil, bagaimana tidak memaksakan kehendak, yang terjadi malah pakaian adiknya yang dipakai, inilah yang salah kaprah, sehingga pakaian yang dikenakan terlalu sempit.


Mari kita sama-sama mengkampanyekan slogan “Pakailah pakaian sendiri, jangan memakai pakaian adik”. Yuk…! Sama-sama kita membangun kredebilitas diri sendiri dengan memakai pakaian yang tidak memaksakan kehendak dan adil.


03. Tidak Mencolok


Arti mencolok memang sedikit kontroversial, namun hanya inilah kata yang bisa penulis bahasakan agar lebih mengena kedalam hati dan memenuhi standar yang ingin disampaikan oleh penulis. Yang dimaksud pakaian yang tidak mencolok adalah ketika si wanita mengenakan pakaian tersebut tidak menarik perhatian orang banyak. Kebanyakan yang terjadi malah bermegah-megahan dengan tujuan tentunya untuk lebih menarik perhatian orang banyak, ia bangga jika mengenakan pakaian yang seperti itu dan diperhatikan orang banyak. Ini adalah sebuah hal yang salah, dan sudah selayaknya dihilangkan di dalam benak kaum muslimah.


Pakaian mencolok bukan hanya dari bermegah-megahan saja, tetapi juga dalam segi warna pakaian, bentuk pakaian hingga hiasan-hiasan yang menggantung dipakaian tersebut. Lebih baik yang dikenakan oleh kaum muslimah adalah pakaian yang sederhana namun rapih, pakaian yang biasa-biasa saja namun suci dan bersih. Inilah ciri-ciri pakaian yang seharusnya dikenakan bagi setiap muslimah. Seorang muslimah yang baik akan mengambil tindakan yang susuai dengan perasaan orang lain, artinya ketika ia memakai pakain yang ia kenakan hendaknya ia memikirkan efek apa yang akan timbul jika orang yang melihat pakaiannya, apakah orang lain merasa tentram hatinya atau malah sebaliknya akan membangkitkan nafsu syahwat orang lain. Pakaian yang baik adalah pakaian yang mendorong orang lain dikala melihatnya akan timbul sebuah perasaan kekaguman yang mendalam terhadap aturan-aturan Islam dalam masalah pakaian.


04. Tidak Transparan


Penulis bertanya, apakah ada pakaian yang transparan? Jawabannya tentu sudah pasti ada. Pakaian yang satu ini biasanya didengungkan oleh mode-mode barat yang sekarang diadopsi kebanyakan para artis indonesia, sehingga masyarakat yang melihat para artis tersebut akan mencoba memakai pakaian ala mode barat ini.


Sungguh sangat menyedihkan sekali jika kaum wanita yang mengaku beragama Islam memakai pakaian seperti ini. Pakaian ini tidaklah layak di gunakan orang yang mangaku Islam. Seharusnya orang yang mengaku Islam menggunakan pakaian yang susuai dengan pakaian islami, yaitu pakaian yang tidak transparan, tertutup dan tidak nampak auratnya.


Janganlah salah kaprah untuk mengenakan pakaian yang semestinya dipakai, hanya karena trand atau ketinggalan zaman, karena mode baratlah yang sesungguhnya ketinggalan zaman dan pakaian ala Islamilah yang sesuai dengan perkembangan zaman.


Yuk!! Mari bersama-sama mendemonstrasikan pakaian ala Islami dari mulai adik kita, kakak kita, ibu kita, hingga orang tua-orang tua yang tidak melahirkan kita

Template by - Abdul Munir - 2008