.::Selamat Datang di Situs Kami , Semoga Website Kami ini Memberikan Pencerahan kepada Sahabat-Sahabat Mengenai Agama Kita yang Tercinta, Selamat Menikmati Hidangan Kami, dan Mohon Doanya ya Agar wAbsite Kami Tetap Eksis!! Amin::.

Senin, 23 Juni 2008

Akhwat Sang Pengantar ke Pintu Syurga Part. 2

03. Amanah

Amanah yaitu tanggung jawab untuk memenuhi kepercayaan yang dibebankan kepadanya. Apa saja yang dipercayakan kepadanya dijaga dan ditunaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntutan dari pemberi kepercayaan. Dalam hal ini, ada dua amanah yang sangat penting yaitu amanah dari Allah SWT. dan amanah dari orang lain.


Yang pertama, amanah dari Allah SWT., sebagai seoarang hamba Allah SWT. akan selalu menjaga amanah yang di berikan oleh Allah SWT. kepadanya, Allah SWT. memberikan banyak sekali amanah kepada manusia, namun sayangnya kebanyakan manusia dilupakan oleh keindahan dunia yang semu belaka, sehingga mata hatinya sulit terbuka untuk melihat amanah dari Allah SWT. yang dibebankan kepadanya, hal seperti inilah yang akan berakibat amanah itu dilupakan bahkan tidak diperdulikan lagi, padahal Allah SWT. sangat benci dan murka sekali jika amanah-Nya di selewengkan dan dilupakan begitu saja.


Begitupun dengan seoarang akhwat pengantar ke pintu syurga, ketika akhwat diberikan amanah oleh Allah berupa mata, hidung, telinga, wajah, dan seluruh badannya, itu semua adalah amanah yang wajib dijaga oleh seoarang akhwat, jangan sampai amanah ini di sia-siakan begitu saja. Sudah seharusnya lah seoarang akhwat benar-benar menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah SWT. tersebut, amanah yang dijalankannya itu bukan hanya menjaganya dari kerusakan segi fisiknya saja, tetapi amanah ini di jalankan pula dengan menjaganya dari kerusakan secara batin, jangan sampai mata, telinga, wajah dan sebagainya yang indah itu, hilang diterkam angin kesombongan, kebanggaan, kufur nikmat dan lain sebagainya.


Ketika Allah SWT. memberikan kepadanya berupa paras wajah yang cantik maka dia wajib menjaganya, menjaganya dari kesombongan, menjaganya dari meremehkan orang lain serta menjaganya dari gangguan yang tak senonoh, jangan biarkan wajah yang indah ini terluka oleh akhlak yang tidak baik, jangan sampai wajah yang anggun itu ranum menjadi layu akibat dari ketidaktahuan tentang amanah Allah SWT. ini, seandainya seoarang akhwat selalu menjaganya, sudah pastilah wajah yang indah itu menjadi bercahaya lagi berseri, sehingga ketika orang melihatnya dengan hati penuh ketundukan dan kesopan santunan terhadapnya.


Bukan hanya paras wajah saja yang dijaga begitu pula dengan telinga, mata, lisan, dan lain sebagainya, haruslah dijaga karena itu semua amanah dari Allah SWT. yang seharusnya tidak disia-siakan, tetapi digunakan dengan sebaik-baiknya untuk menggapai ridha Allah SWT..


Oleh karena itulah tipe yang satu ini bagi pandangan seoarang ikhwan seharusnya ada di dalam diri seoarang akhwat yang shalihah, karena seoarang ikhwan tidak akan khawatir lagi dengan apa yang dimaksud dengan menjaga pandangan dan menjaga hati, disebabkan karena akhwatnya pun sudah menjaga pandangan dan menjaga hati. Coba kita bayangkan seandainya seoarang akhwat tidak amanah dalam menjaga dirinya maka apa yang akan terjadi, seorang ikhwan pun akan bebas memandang, tidak ada rasa sungkan ataupun malu kepada akhwat.


Kemudian yang kedua, amanah kepada orang lain, ini juga sangat penting bagi seorang akhwat pengantar ke pintu syurga, karena ketika ia diberi tugas dan tanggungjawab maka ia melakukannya dengan teliti, penuh dengan kesemangatan dan juga jujur, sehingga amanah yang diberikan oleh orang lain kepadanya dilaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Semua amanah yang diberikan kepadanya ia jalankan untuk menggapai ridha Allah SWT., ia tidak mengharapkan imbalan apapun kecuali ridha Allah SWT., tidak menghendaki pujian apapun kecuali ridha Allah SWT. dan juga tidak menginginkan hasil apapun kecuali ridha Allah SWT.. Oleh karena hal itu semua, orang yang memberikan sebuah amanah kepadanya akan merasa bahagia dan senang melihatnya karena amanahnya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Sehingga ia mendapatkan dua hasil yang sangat memukau yaitu keridhan Allah SWT. dan kebahagiaan orang lain, karena umat Islam harus seimbang antara hubungan kepada Allah SWT. dan hubungan sesama manusia, sehingga akan terjalin komunitas yang indah, madani, dan menyejukkan di hati.


04. Tidak Bersolek ketika Keluar Rumah Secara Berlebihan


Pada zaman sekarang ini di mana para wanita lebih senang bersolek dan berhias secara berlebihan, mereka memakai barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan dalam dirinya, jika tidak bersolek maka anggapan pun akan menghujamnya, tidak gaul lah, ketinggalan zaman lah dan anggapan yang lainnya, sehingga wanita kurang percaya diri jika tidak bersolek secara berlebihan.


Sifat perempuan dalam menampilkan dirinya bermacam-macam. Ada perempuan yang suka bersolek secara berlebihan, ia dapat memoles dirinya dengan baik sehingga terlihat cantik dan kekurangannya tertutupi. Tindakannya bertujuan untuk menawan hati orang lain, terutama lawan jenisnya. Perempuan semacam ini disebut munafik karena selalu berpura-pura dalam menampilkan dirinya dan menyembunyikan keadaan sesungguhnya.


Selain itu, ada perempuan yang tampil apa adanya, ia tidak mau mengenakan macam alat kecantikan kecuali yang sewajarnya. Ia selalu menampakkan dirinya dengan polos, tetapi memperlihatkan budi pekerti yang baik dan akhlak yang terpuji. Ia berpakaian sederhana apa adanya. Perempuan semacam ini lebih mengutamakan kecantikan dan keindahan batin daripada keindahan lahirnya.


Di antara dua macam sifat wanita itu yang harus di ambil oleh seoarang akhwat adalah sifat wanita yang kedua, karena sifat yang kedua inilah akan menjadikan lingkungan sekitarnya tentram dan damai, tidak ada lagi pelecehan dan tidak ada lagi penghinaan, yang hanya adalah penghormatan dan keta’dziman semua orang kepadanya dan sudah pastilah ridha Allah SWT. akan direngkuhnya.


Wanita yang bersolek keluar rumah secara berlebihan akan menimbulkan fitnah dan kemunafikan, karena yang dilihat adalah bentuk luarnya saja, dan itu bukanlah mencerminkan seoarang wanita muslimah, karena wanita muslimah selalu memperhatikan akhlaknya yang luhur dan keindahan hatinya, ia tidak ingin orang lain terlena dengannya, ia tidak ingin menimbulkan fitnah dan omongan yang tidak sedap terhadapnya. Yang ingin ia lakukan adalah menjadi muslimah yang kaffah dan selalu berusaha merubah dirinya menjadi hamba Allah yang beriman kepadanya.

Minggu, 22 Juni 2008

Akhwat Sang Pengantar ke Pintu Syurga Part. 1

“akhwat” apa sih yang akan ada di fikiran kita ketika mendengarkan kata itu? Mungkin pendapat yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, ada yang mengatakan bahwa akhwat adalah seorang wanita yang sukanya menggunakan jilbab besar, lalu ada juga yang mengatakan bahwa akhwat adalah seorang aktivis keislaman, atau bahkan ada juga yang mengatakan bahwa akhwat adalah wanita yang bercadar. Itu semua adalah pendapat-pendapat tentang akhwat yang sering kita dengar di kalangan masyarakat. Terlepas dari pendapat itu semua, maka yang sesungguhnya akhwat adalah adalah saudara wanita yang telah bergeser maknanya menurut kebanyakan orang indonesia, menjadi saudara wanita Muslim karena kata “akhwat” berasal dari bahasa arab dan identik digunakan oleh para wanita di kalangan aktivis Islam di indonesia.

Mungkin menjadi seorang akhwat sekarang ini bukan hal yang tabu lagi, malahan sekarang akhwat banyak diidam-idamkan oleh seorang wanita yang ingin menjadi muslimah yang kafah. Apalagi ikhwan, wah sudah pasti dong ingin mempunyai pasangan hidup seorang akhwat yang taat beribadah, penyantun, ramah, dan lain sebagainya. Sehingga bisa menjadi partner sejatinya hingga di syurga kelak (wiih dalam ya kata-katanya he…)


Lalu timbul dibenak ikhwan tentang akhwat seperti apa sih yang membawanya ke depan pintu syurga nanti? Kemudian seorang akhwat pun akan timbul dalam benaknya juga sebuah pertanyaan, "Wah.. apakah saya termasuk?” mungkin itu adalah sebuah pertanyaan yang sebagian kecil menggambarkan rasa ingin mengetahui tentang akhwat yang diidam-idamkan terebut, karena Allah SWT. menciptakan makhluk-Nya yang bernama wanita ini sungguh istimewa dan luar biasa, sehingga dengan adanya keistimewaan inilah yang menjadikan wanita mempunyai ada dua kubu, yaitu kubu pertama, wanita yang mensyukuri nikmat yang berikan oleh Allah SWT. dengan cara bertaqwa kepada-Nya, inilah embrionya akhwat yang sejati, dan kubu yang kedua adalah wanita yang belum mau untuk mensyukuri nikmat Allah SWT. yang di berikan kepadanya dengan cara melakukan hal-hal yang dimurkai oleh Allah SWT. na’udzubillah.


Ada beberapa ciri-ciri atau kriteria untuk menjadi akhwat sang pengantar ke pintu syurga:


01. Ta’at kepada Allah SWT. dan ta’at kepada Rasul-Nya


“Katakanlah: “Ta’at kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang."


Sudah semestinya lah seorang akhwat benar-benar ta’at kepada Allah SWT., ta’at ini bisa diapresiasikan dengan mencintai Allah SWT. melebihi cintanya kepada yang lainnya, patuh menjalankan apa yang dilarang dan diperintahkan oleh-Nya, dan senantiasa memegang amanah yang diberikan oleh Allah SWT. terhadap dirinya, sehingga tidak menjadikan dirinya sombong dan membanggakan diri, ia selalu siap dan langsung memenuhi ketika surat cinta dari Allah SWT. yaitu al-Qur’an memerintahkan suatu hal dan juga menghindari serta memfilter dirinya dari segala hal yang di larang-Nya. Ia selalu mencurahkan hatinya kepada Allah SWT. dengan deraian air mata yang menghiasi wajahnya ketika kebanyakan orang terlelap tidur, bibirnya tidak pernah kering karena dibasahi oleh dzikir kepada Allah SWT., dan ia pun akan selalu menyerahkan dirinya kepada Allah SWT..


Kemudian taat kepada Rasulullah Saw., seorang akhwat haruslah ta’at kepada Rasulullah Saw. dengan cara menteladani apa yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw., ia selalu berusaha untuk seperti Rasulullah Saw. baik ucapan, tindakan ataupun yang lainnya, sehingga terpatri dalam benaknya untuk selalu menjalankan sunnah Rasulullah Saw., ia tak pernah lupa membaca shalawat kepada Nabi setiap saat, dan selalu membaca hadits Nabi Saw. yang nantinya akan diamalkan dikehidupannya.


Ingatkah dengan perkataan “bergaul dengan tukang minyak wangi akan mendapatkan wanginya, sedangkan bergaul dengan tukang pandai besi akan mendapatkan panasnya” dari sini kita akan terbayang, bahwa akhwat yang dapat mengantarkan ikhwan ke pintu gerbang syurga adalah seorang akhwat yang ta’at dan dekat kepada Allah SWT. serta akhwat yang meneladani Rasulullah Saw. sebagai akhlaknya, karena akhwat seperti ini lah yang akan memberikan wangian kepada ikhwan sehingga ikhwan pun akan berusaha ta’at kepada Allah SWT. dan ta’at kepada Rasulullah Saw..


02. Penyabar


Sabar dalam bahasa Arab artinya lapang dada menerima kepahitan, kesulitan dan rintangan tanpa keluh kesah dan jengkel. Bila seseorang menggerutu menghadapi kesulitan, jengkel dan marah menghadapi rintangan. Dia dikatakan tidak sabar.


Bisa banyangkan jika ada seorang wanita yang penyabar dan penyantun di hadapan kita, penuh dengan ketenangan, sorot wajahnya yang begitu penuh dengan makna, maka hati kita pun akan melihat kerendahan hatinya yang akan membuat kita menghormatinya. Ketika ia mendapatkan rizki dari Allah SWT. maka tak lain yang keluar dari ucapannya hanyalah kata bersyukur kepada Allah SWT., tetapi ketika ia di timpa sebuah musibah maka dia akan tabah menajalaninya dengan berhusnudzan kepada Allah SWT., ia yakin di dalam hatinya bahwa apa yang di datangkan dari Allah SWT. adalah sebuah amanah yang harus ia jaga baik-baik dan jangan sampai amanah itu kehilangan jati dirinya, contohnya ketika seseorang itu diuji oleh Allah SWT. dengan suatu cobaan tetapi ia tidak bersabar dan tabah maka yang hanya didapatkannya adalah kesengsaraan dan tersiksa batinnya karena yang ada di dalam kalbunya hanyalah suudzan kepada Allah SWT. padahal sifat ini sangat tercela apalagi sifat suudzan ini dinisbatkan kepada Allah SWT. Sang Maha Pencipata, semoga kita terlindung dari sifat yang demikian.


Banyak orang sulit untuk bersabar, bersabar bukan berarti takut ataupun pasrah tanpa adanya usaha, tetapi sabar di sini adalah sabar yang penuh dengan keyakinan dan tak ada rasa takut ataupun pasrah, sebenarnya apa yang dikatakan oleh kebanyakan orang bahwa “kesabaran ada batasnya” ini sebenarnya bukan sabar, tetapi lebih condong kepada sabar yang disabar-sabarkan, sehingga ketika kesabaran sudah habis maka marahnya sangat memuncak, bagaikan kita menanak air dengan diberi tutup maka ketika tutup itu di buka lalu asap pun banyak dan menimbulkan hawa panas, begitu pula dengan sabar yang disabar-sabarkan yang akan berakibat kemarahan yang sangat besar. Sabar yang sesungguhnya adalah ada di dalam hati kita, sabar yang tanpa batas dan tanpa waktu, yang akan melahirkan sebuah akhlak karimah yang rendah hati, baik, dan tidak menyombongkan diri.


Begitulah seharusnya seorang akhwat sang pengantar ke pintu syurga dalam hubungan horizontal ia bersabar dan juga dalam hubungan vertikal ia pun bersabar oleh karena itu dalam menjalankan kehidupannya yang penuh dengan lika-liku dan berbagai episode dikelilingi oleh kebahagiaan dan karunia hati yang sungguh mempesona.

Jumat, 20 Juni 2008

Antara Manusia yang Shalih dan yang Thalih

Allah SWT. menciptakan manusia dari tanah liat, tetapi Allah SWT. menciptakan manusia sungguh sangat istimewa sekali, sehingga Allah SWT. menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi ini, untuk mengatur system peradaban manusia, selain itu Allah SWT. menanamkan juga pada manusia dengan akal dan nafsu, oleh karena itu dengan kedua ciptaan Allah SWT. yang ditanam pada manusia ini menjadikan adanya peradaban dan isteraksi sosial. Selain itu manusia juga mempunyai dua sifat karakter berbeda, yaitu manusia yang shalih dan manusia yang thalih, kedua karakter ini tidak lepas dari adanya penguasaan akal dan nafsu.

Manusia yang shalih adalah seorang yang mengatahui Tuhannya dengan pengetahuan yang baik dan mendalam, sehingga ia menjalankan perintah Allah SWT. sebaik-baiknya dan menjauhi larangannya, apalagi pada fitrahnya manusia selalu ingin melakukan perbuatan baik dan enggan untuk melanggar, karena Allah SWT. menanamkan kebaikan di hati manusia sebelum tumbuhnya keburukan, oleh karena itu ketika manusia melakukan perbuatan maksiat dan keburukan, maka akan timbullah di dalam hati rasa penyeselan. Oleh karena itu manusia akan hatinya tenang jika ia berada dalam ridhaNya dan akan gelisah jika ia berada di luar ridhaNya.


Manusia tidak dapat menghindari bahwa kehidupan di dunia ini adalah sebuah perjuangan yang harus dihadapi, tetapi perjuangan ini haruslah dengan koridor yang diridhai oleh Allah SWT. jangan sampai melewati batas dengan apa yang ditentukan oleh Allah SWT., yaitu menuju jalan yang lurus sesuai dengan pengertian taqwa (Menjalankan apa yang dilarang oleh Allah SWT. dan menjauhi apa yang dilarang-Nya), janganlah sekali-kali membelok arah apalagi berbalik arah sehingga akan menjerumuskan dan bahkan lebih menyeramkan lagi akan tersesat tak akan kembali. Oleh karena itu dengan berjalan lurus ini maka akan timbullah dalam hati sebuah keyakinan untuk menjadi hamba Allah SWT. yang benar-benar hamba.


Sedangkan manusia yang thalih adalah kebalikan dari manusia yang shalih, yaitu seorang yang terputus dari jalan Allah SWT. baik melalui ibadah secara langsung ataupun ibadah yang tidak secara langsung. Maka ia pun belum dapat menjalan perintahNya, dan sudah pasti melakukan laranganNya. Ia akan selalu merasa kegelisahan yang mendalam, mungkin ia akan senang sementara, tetapi itu hanyalah sementara, ketika waktunya tiba, maka penyesalan yang mendalam akan terjadi.


Penyebab itu semua adalah musuh manusia, musuh yang Rasulullah Saw. sendiri menyatakan bahwa ialah musuh yang paling berat, dan bahkan jihad yang paling berat adalah melawan musuh ini, siapakah ia, ia adalah syeitan laknatullah ‘alaihi. Ia lah makhluk Allah SWT. yang pertama kali ingkar, bahkan lebih mengerikan lagi adalah ia mengajak makhluk Allah SWT. yang lainnya untuk ingkar, agar syeitan mendapatkan teman yang banyak di hari akhir nanti, dan juga tentunya syeitan akan tertawa terbahak-bahak melihat makhluk Allah SWT. yang menurut fitrahnya adalah baik, bisa terjerumus dilembah neraka yang jaraknya dari langit ke bumi. Makhluk yang di ajakanya itu kalau bukan manusia siapalagi, dan sudah pasti pancingannya adalah nafsu yang tertanam di dalam diri manusia.

Dua sifat ini juga digambarkan di dalam kitab suci al-Qur’an sebagai amalan kejahatan dan amalan kebajikan, dalam surat Ali ‘Imran ayat 30, Allah SWT. berfirman yang artinya:


Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya


Amalan kebajikan adalah perbuatan yang dilakukan oleh orang yang shalih, sedangkan amalan kejahatan sudah tentu dilakukan oleh orang yang thalih, tetapi pada ayat yang di atas ini, Allah SWT. lebih menekan kepada orang-orang yang thalih, agar jangan mengira bahwa dikehidupannya ada waktu yang panjang. Karena memang pada kenyatannya orang yang thalih ini lupa akan kehidupannya didunia, yang hanya mengontrak, yang hanya diberi jatah enam puluh tiga tahun, itupun mungkin Allah SWT. masih sayang kepadanya, atau malah akan dikorting umurnya.


Peringatan Allah SWT. ini langsung mengena ke hati orang yang thalih, agar ia merubah perbuatannya, yang dahulu berbuat mungkar kepada Allah SWT. menjadi berbuat kebajikan, karena mereka akan menyadari kehidupan akhirat adalah jalan yang panjang sekali, maka jika perjalanan yang panjang itu tidak dipersiapkan dengan bekal yang matang, maka akan kehausan bahkan kelaparan, yang akan membuat dirinya terjerumus ke dalam api yang panasnya seribu kali lipat dari pada api di dunia ini.


Allah SWT. mengancam orang-orang yang thalih ini dengan neraka yang dinyatakan dalam firmanNya surat al-Baqarah ayat 81 yang artinya, “(Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”


Sedangkan orang-orang yang shalih pun akan mendapatkan hal yang setimpal, dalam firman Allah SWT. di dalam surat yang sama, yaitu al-Baqarah ayat 82 yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.”


Oleh karena itu benar lah kata pepatah, “Manusia harus memilih antara dua pilihan”, maka manusia shalih dan manusia thalih, adalah sebuah pilihan yang seharusnya dipilih manusia, apakah ia ingin bersama syeitan menjadi pendamping setia, atau kah bersama orang-orang yang shalih dan orang-orang yang benar, di jannah firdausnya, maka “Cobloslah mana yang anda sukai”. Wallahu’ alam

Kamis, 19 Juni 2008

Ratapan dari Hamba yang Penuh Dosa

Ya Allah ampunkanlah dosa hambaMu ini, hambaMu yang kadang sombong dihadapanMu, hambaMu yang sering ingkar akan segala kenikmatan yang Engkau berikan, dan hambaMu yang sering lupa untuk bersyukur kepadaMu.

Sombong karena hamba merasa diri hamba sudah hebat, sudah kuat, dan sudah tidak bergantung pada siapapun, padahal hanya Engkaulah yang berhak sombong, apa yang di banggakan dari hamba, apa yang dimiliki oleh hamba, dan apa kepunyaan hamba! Semuanya adalah milikMu ya Allah, semuanya kepunyaanMu ya Allah, dan semunya hanyalah amanah dariMu ya Allah, maka tidak pantaslah diri ini menyombongkan diri. Ya Allah bimbinglah hambaMu ini untuk selalu menjaga amanahMu dengan sebaik-baiknya.


Ingkar karena hambaMu sudah dilupakan oleh kenikmatan dunia yang gemerlap dan yang fana, kenikmatan yang semu belaka, padahal kenikmatan itu hanyalah ujian bagi hamba, kenikmatan yang tak seharusnya melupakan hamba dariMu, tetapi kenikmatan yang akan menguatkan hati hamba untuk terus menerus mendekatkan diri kepadaMu.


Lupa karena hati hamba menghitam pekat disebabkan banyak sekali maksiat yang hamba lakukan, padahal Engkau sangat murka dengan orang yang berbuat maksiat, hamba ingin sekali tidak melakukan itu semua, tapi hati hambaMu ini sulit sekali keluar dari gelapnya hati. Oleh karena itu ya Allah berilah hamba petunjukMu, petunjuk yang dapat menerangkan hati hamba, petunjuk yang dapat menguatkan hati hamba, dan petunjuk yang dapat membawa hambaMu ini untuk menggapai ridhaMu ya Allah.


Ya Allah berapa banyak nikmatMu yang hamba ingkari dan kufuri, harus berapa lama lagi ya Allah, hambaMu ini berada dalam kesesatan, kesesatan yang menyesak hati dan menyayat hati, ingin sekali bisa merengkuh nikmatnya Iman dan nikmatnya Islam, tetapi lagi-lagi ya Allah, hamba terhambat, dikarenakan kemalasan hamba, kelalaian hamba ataupun bahkan kosombongan hamba.


Ya Allah terangkanlah dan cerahkanlah hati hambaMu ini, secerah mentari pagi hari yang dapat menerangi kegelapan malam dan menghancurkan kekufuran. Hati hamba bergejolak tak karuan, kadang naik bahkan kadang turun, padahal hamba telah berusaha untuk tidak seperti itu, hanya pertolonganMu lah ya Allah yang dapat menjadikan hamba kuat untuk menghadapi semua itu, berilah kekuatan hamba untuk mempertahankan ketika iman hamba sedang kuat, dan berikan kekuatan pula ketika iman sedang turun agar bisa meningkat lagi, sehingga hamba bisa mendekat denganMu dengan hati yang bersih dan suci, hamba tidak ingin menemuiMu ketika hamba sedang kotor, ketika hamba berhati hitam, dan ketika hamba terperosok ke dalam jurang yang gelap gulita sehingga menggelapkan mata batin ini.


Ya Allah sering sekali hati ini berpaling dariMu, cinta yang Engkau ciptakan kepada hamba yang Engkau tanam di hati hamba, sering sekali hamba manfaatkannya bukan untuk beribadah dan mendekatkan diri kepadaMu, tetapi kadang cinta ini membuat hamba lupa padaMu, lupa dari segala-galanya. Hamba sering sekali lebih mencintai ciptaanMu daripada kepadaMu ya Allah. Hamba sering mencintai lawan jenis tidak karenaMu ya Allah, hamba lebih sering mencintai harta tidak karenMu ya Allah, dan hamba lebih sering mencintai tahta tidak karenaMu ya Allah. Cinta apakah itu ya Allah, apakah bukan cinta tapi hawa nafsu yang membuncah, jika benar memang hanya sebuah hawa nafsu, maka lepaskanlah ya Allah cinta yang seperti itu, hamba tidak ingin merasakan cinta yang seperti itu, cinta karena hawa nafsu, cinta yang tidak baik untuk kesehatan hati hamba ini ya Allah.


Ya Allah semoga deraian air mata yang menetes ini sebagai saksi bahwa hamba benar-benar ingin bertaubat kepadaMu, bertaubat dari perbuatan kemaksiatan, bertaubat dari hati yang berprasangka buruk, dan bertaubat dari fikiran-fikiran yang kotor. Biarkanlah air mata taubat ini menetes dengan ikhlas, sehingga hati yang keras sekeras baja ini bisa luluh dengan keikhlasan air mata ini.


Ya Allah berapa banyak hati manusia yang tersakiti oleh tajamnya lidah ini, padahal lidah ini amanah dariMu ya Allah yang harus hamba jaga dan rawat. Hamba sering mengaku cinta padaMu tetapi jarang sekali lidah ini menyebut namaMu malahan lebih sering menyebut saudara hamba dengan sebutan hinaan, makian dan cacian bahkan tidak jarang hamba membuka aibnya. Dimanakah ya Allah letak cinta hamba kepadaMu, sungguh hina dina diri hambaMu ini.


Ya Allah berapa banyak kulit manusia yang tersakiti oleh kerasnya pukulan tangan ini. Jarang sekali tangan ini untuk bersedekah, padahal di kiri dan di kanan hamba masih banyak saudara hamba yang kelaparan dan kesulitan tetapi hamba lebih sering menyakiti dan menyombongkan diri dihadapannya sulit sekali untuk mengulurkan bantuan kepada mereka. Kemudian tangan ini pun Jarang sekali digunakan untuk menulis ayat-ayat Qur’anMu ya Allah untuk berdakwah, tetapi lebih sering menulis kata-kata untuk menyakiti saudara hamba, untuk menghina saudara hamba, dan juga untuk menyesatkan saudara hamba.


Ya Allah mata yang Engkau amanahkan kepada hamba lebih sering digunakan untuk melihat hal-hal yang buruk, padahal jikalau Engkau menghendaki mata ini tidak dapat melihat lagi. Ya Allah bimbing mata ini untuk melihat ayat-ayat kauniyahMu ya Allah. Melihat firman-firmanMu ya Allah dan untuk melihat ciptaanMu yang begitu indah dan hebatnya.


Ya Allah kedua telinga yang Engkau amanahkan kepada hamba lebih sering hamba gunakan untuk mendengar ghibah, mendengar perkataan kotor, dan mendengar obrolan-obrolan yang tidak bermanfaat. Padahal hamba ingin sekali mendengar indahnya ayat-ayat cintaMu ya Allah, ingin mendengar firman-firmanMu ya Allah dan ingin sekali mendengar syari’atMu tegak dibumi ini.


Ya Allah bimbinglah hamba ini agar lidah, tangan, mata dan telinga hamba dapat menjadi sebagai sarana untuk menggapai ridhaMu ya Allah, hanya ridhaMu lah yang hamba cari, dan hanya RidhaMu lah kenikmatan yang terbesar bagi hamba.


Ya Allah jauhkan lah hamba dari setan yang terkutuk, setan yang selalu menggoda hamba ketika hamba mendekatkan diri kepadaMu, setan yang selalu menggrogoti iman dan Islam hamba, dan setan yang selalu memberikan kenikmatan yang semu tapi menghancurkan, belum cukupkah wahai setan engkau menghancurkan hidupku?


Ya Allah hamba hanya ingin menjadi hambaMu yang benar-benar hamba, seoarang hamba yang patuh dan ta’at seorang hamba yang siap menerima perintah apapun dariMu ya Allah, dan seorang hamba yang selalu mencintaiMu dimanapun dan kapanpun.


Ya Allah terima kasih dan bersyukur kepadaMu dari segala nikmat yang telah, sedang, dan akan Engkau berikan kepada hamba, jadikanlah hambaMu ini termasuk orang-orang yang bersyukur. Amin, amin ya Robal ‘alamin

Rabu, 18 Juni 2008

Kiat Sehat ala Rasulullah

Rasulullah bersabda: "Mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mu'min yang lemah ....." (HR. Muslim)

Bagaimana agar senantiasa sehat seperti Rasulullah? Ikuti resep berikut:


01. Selalu Bangun Sebelum Shubuh

Rasulullah selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum shubuh, melaksanakan shalat sunah dan shalat fardhu, shalat shubuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yang mendalam antara lain:


- Berlimpah pahala dari Allah


- Kesegaran udara shubuh yang bagus untuk kesehatan misalnya untuk terapi penyakit TBC


- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan


02. Aktif Menjaga Kebersihan

Rasul selalu senantiasa rapi dan bersih, tiap hari kamis atau Jum'at beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi.


"Mandi pada hari Jum'at adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman" (HR. Muslim)


03. Tidak Pernah Banyak Makan

Sabda Rasulullah: "Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)" (Muttafaq Alaih)


Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda: Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan. Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan.


04. Gemar Berjalan Kaki

Rasulullah selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir, pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.


05. Tidak Pemarah

Nasihat Rasulullah: "Jangan Marah" diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.


Ada terapi yang tepat untuk menahan marah:

- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring


- Membaca Ta'awwudz (a'udzubillahiminasysyaithonirrajiim), karena marah itu dari Syaithan


- Segeralah berwudhu


- Shalat 2 Rakaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati


06. Optimis Dan Tidak Putus Asa

Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqamah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT.


07. Tak Pernah Iri Hati

Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat. Kecuali untuk iri kepada 2 hal:


- Iri kepada orang yang memiliki harta yang melimpah tapi tidak segan untuk menafkahkan hartanya dijalan kebaikan


- Iri kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas tapi tidak sungkan untuk mengajarkannya kepada orang lain siapa pun tanpa pilih kasih

Tiga Perkara untuk Menyempurnakan Wudhu

Pada tulisan yang pertama saya yaitu “Yuuk!! Berwudhu” membahas tentang rukun-rukun wudhu dan sunnah-sunnah wudhu, sehingga jika kita telah membacanya maka kita akan mengatahui perbadaan-perbedaan yang terdapat di sekitar pembahasan tentang rukun-rukun wudhu, oleh karena itu ketika ada sebuah perbedaan yang terjadi, maka kita bisa menghadapi perbedaan itu dengan hati yang lapang dan saling menghormati, bukannya langsung menjustifikasikan bahwa perbuatan ini salah atau bahkan membuat statement membid’ahkan sesuatu perbuatan yang berbeda dengan apa yang sering kita lakukan.

Setelah kita mengetahui bagaimana menjalankan wudhu dengan mengikuti rukun-rukun wudhu yang ada, maka kita pun diharapkan untuk menyempurnakan wudhu yang kita lakukan, sebagaimana kita menyempurnakan ibadah sholat kita, mungkin dengan cara berusaha untuk khusu’, berjama’ah, dan lain sebagainya, begitupun dengan wudhu, wudhu juga sudah semestinyalah harus kita sempurnakan agar kita pun dalam ibadah wudhu berkesan dan juga tentunya mendapatkan balasan dari Allah SWT. yang Maha Bijaksana lagi Maha Kaya.


Wudhu membawa kita untuk bersuci secara dzahir maupun batin, oleh karena itu menyempurnakan wudhu sangat penting sekali, sehingga Imam Syafi’I pun berpendapat tentang menyempurnakan wudhu ini dengan mengatakan, “Sesungguhnya dalam menyempurnakan wudhu terdapat ketaqwaan kepada Allah SWT., dan sesungguhnya pula perbuatan itu (menyempurnakan wudhu) terdapat pengetahuan bagaimana cara beribadah kepada Allah SWT.”.


Dari pernyataan Imam Syafi’I tersebut kita bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa menyempurnakan wudhu memiliki sebuah daya tarik yang tinggi sekali sehingga perbuatan tersebut berkaitan dengan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. dan cara beribadah kita kepada Allah SWT., oleh karena itu ada tiga perkara agar wudhu kita bisa sempurna yaitu:


Penjagaan terhadap kewajiban-kewijaban dan sunnah-sunnahnya wudhu


Penjagaan terhadap kewajiban dan sunnah di sini, maksudnya adalah menjaga wudhu kita dari sifat-sifat yang salah dan kurang sempurna, artinya ketika kita berwudhu maka berhati-hatilah melakukannya. Jangan sampai tergesa-gesa karena akan tidak sempurna basuhan kita. Contohnya, di saat kita membasuh tangan, diusahakan agar basuhan kita sempurna, jangan sampai ada bagian dari tangan yang tidak terbasuh, dari ujung jari sampai kepada siku, karena tangan merupakan salah satu bagian wudhu.


Begitu pun dengan sunnahnya wudhu yang harus kita jaga dari kesalahan dan kekurangsempurnaan, walaupun sebuah hal sunnah, tetapi haruslah kita sempurnakan, karena sunnah merupakan ibadah kepada Allah SWT., lalu apakah layak jika kita hanya bermain-main dan asal-asalan dalam hal sunnah, padahal ini dipersembahkan untuk Allah.


Berwudhulah di setiap sholat


Artinya kita dianjurkan untuk berwudhu setiap kita hendak melakukan sholat, baik sholat sunnah apalagi sholat yang wajib. Lalu akan timbul sebuah pertanyaan, bagaimana wudhunya orang yang tidak berhadats, bukankah wudhu itu bertujuan untuk menghilangkan hadats? Maka jawabannya adalah, di dalam Islam mempunyai istilah tajdid al-wudhu yang artinya memperbaharui wudhu, ini merupakan amalan sunnah jika kita melakukannya, oleh karena itu kita bisa berwudhu setiap saat dan setiap sholat, indahkan?


Wudhu setiap sholat akan mempunyai atsar atau bekas, coba kita bandingkan antara orang yang tidak berwudhu dengan orang yang sering berwudhu, maka kita akan mengetahuinya dengan jelas. Orang yang sering berwudhu, biasanya wajahnya indah dan sejuk dipandang, bahkan mempunyai aura yang cemerlang. Berbeda dengan orang yang tidak berwudhu, maka walaupun ia ganteng atau cantik, tetapi ia-nya tidak mempunyai keindahan dan kesejukan ketika kita memandangnya. Prof. DR Ali Jum’ah yang merupakan mufti Mesir menyatakan bahwa berwudhu setiap kali sholat adalah bagaikan cahaya di atas cahaya baik bagi yang berwudhu maupun tajdid al-wudhu, ketika seseoarang itu membiasakan dirinya untuk berwudhu setiap sholat maka ia akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar sekali di sisi Allah SWT.


Mengingatkan akan kesalahan dan dosa


Wudhu juga merupakan pengingat kita akan segala dosa dan kesalahan yang kita perbuat. Karena pada hakekatnya wudhu bukan hanya bertujuan sabagai syarat sahnya sholat saja, tetapi juga lebih dari itu, yaitu mempunyai makna-makna yang terpendam di dalamnya. Salah satunya adalah mengingat akan dosa dan kesalahan kita.


Ketika kita berkumur-kumur, maka ingatlah dengan apa yang diucapkan oleh mulut ini, yang suka mencaci dan apalagi memfitnah. Ketika kita menghirup dan mengeluarkan air dari hidung, maka ingatlah dengan ciuman yang tidak dihalalkan oleh Allah SWT.. Ketika kita membasuh muka, maka ingatlah dengan dosa mata dan pipi yang sering kita gunakan untuk kemaksiatan. Ketika kita membasuh kedua tangan, maka ingatlah dengan perbuatan tangan ini yang sering memukul dan melukai orang atau bahkan mencuri. Ketika kita menyapu kepala, maka ingatlah dengan pikiran kotor yang pernah terlintas dikepala, pikiran yang menjurus kepada maksiat, dan pikiran yang membuat hati kita semakin hitam. Ketika kita membasuh daun telinga, maka ingatlah dengan apa yang didengar selama ini, sudahkah kita menggunakan untuk mendengar lantunan ayat suci al-Qur’an atau mendengar gosip yang tidak bermanfaat sama sekali. dan tarakhir, ketika kita membasuh kedua kaki, apakah kaki ini digunakan untuk melangkah ke masjid Allah ataukah digunakan untuk pergi ke tempat maksiat, judi dan lain sebagainya.


Dari tulisan di atas kita bisa mengatakan bahwa wudhu juga bisa menjadi jalan untuk ber-muhasabah kepada Allah SWT., karena wudhu bukan hanya isyarat sucinya badan dari hadats, tetapi juga menjadi isyarat suci hati kita dari perbuatan-perbuatan dosa dan maksiat yang tentunya sebagai persiapan kita menuju alam pertanggung jawaban, ketika semua anggota tubuh kita ditanya satu persatu oleh pengadilanNya Allah SWT. yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana.


Oleh karena itu marilah kita berusaha dan mempraktekkan agar wudhu kita sempurna, karena wudhu adalah gerbang kebaikan dan juga pintu agar kita bisa mencapai derajat yang tinggi. Walaupun ketika udara dingin sekali, kita tetep dianjurkan untuk berwudhu, dengan cara mungkin kita bisa menggunakan air panas yang kita masak, itulah usaha kita untuk berwudhu dan Allah mengetahui apa yang kita kerjakan dan apa yang kita usahakan sehingga sempurnalah wudhu kita di sisi Allah SWT. yang Maha Melihat lagi Maha mengatahui. Wallahu ‘Alam

Selasa, 17 Juni 2008

Yuk!! Berwudhu

Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu hidup bersih dan juga suci, oleh karena itu Islam agama yang indah dan agama yang menyukai keindahan, ini terbukti ketika kita diperintahkan untuk melepaskan sepatu dan sendal jika masuk ke dalam masjid, ini terbukti juga ketika kita di perintahkan untuk mandi besar jika kita mempunyai hadats besar, dan yang lebih spektakuler lagi adalah Islam memerintahkan umatnya untuk berwudhu.

Berwudhu sangat banyak sekali menfaatnya, selain sebagai syarat sahnya sholat, wudhu juga sebagai penenang hati dan juga mengubur rasa marah, jika kita marah, maka wudhu lah, insya Allah marah itu akan hilang dengan kesejukan air wudhu yang mengalir disetiap anggota tubuh kita, rasakanlah bagaimana nikmatnya ketika air wudhu itu menjalar masuk ke pori-pori, yang bisa menentramkan jiwa yang sedang kalut dan resah. Wajah ini akan bersinar seolah-olah kita memakai bedak yang mahal harganya, tetapi tidak, beda sama sekali, padahal orang yang berwudhu sangat lah indah untuk dipandang dan bisa jadi aura yang keluar dari orang itu akan besar sekali, dikarenakan seringnya ia berwudhu.


Wudhu ini disebutkan didalam al-Qur’an yang mulia secara terperinci berbeda sekali dengan sholat dan zakat, yang penyebutannya tidak secara terperinci di dalam al-Qur’an, contohnya, perintah sholat, perintah sholat ini kita tidak di jelaskan secara terperinci di dalam al-Qur’an, tetapi hanya menjelaskan tentang kewajiban sholatnya saja begitu pun dengan zakat, Allah berfirman dalam surat al-Maidah ayat 6, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”. jadi melalui inilah kita mengetahui bahwa wudhu adalah sangat istimewa sekali tempatnya, tidak kalah dengan sholat dan zakat, oleh karena itu janganlah sia-siakan berwudhu. Lebih bagus lagi adalah kita selalu memperbaharui wudhu, walaupun kita tidak ingin melakukan sholat alangkah indahnya jika kehidupan kita selalu terjaga wudhunya, sehingga hati kita terjaga dan juga diridhoi oleh Allah amin.


Wudhu mempunyai rukun-rukun yang harus kita penuhi dalam melaksanakan ibadah berwudhu, masalah jumlahnya, para Ulama ada yang berbeda, madzhab asy-Syafi’iyah menyatakan bahwa wudhu mempunyai enam rukun, tetapi berbeda dengan kalangan madzhab al-Hanafiyah, yang menyatakan bahwa rukun wudhu mempunyai empat perkara, hal ini sesuai dengan apa yang terkandung di dalam surah al-Maidah ayat 6, jika madzhab asy-Syafi’iyah di tambahkan dengan niat dan tertib saja, sehingga berjumlah enam perkara. Selain itu jumhur al-Ulama atau mayoritas ulama menyatakan bahwa rukun wudhu ada enam perkara, sama seperti statement Imam Syafi’I, Oleh karena itu penulis menjelaskan rukun wudhu yang enam, agar semuanya bisa dijelaskan, baik kalangan Syafi’iyah maupun kelompok Hanafiyah.


01. Niat

Niat adalah sebuah ketetapan hati untuk melakukan sesuatu dan menghadirkan perbuatannya di dalam hati, sehingga ia sadar bahwa ia sedang berwudhu. Oleh karena itu niat bukanlah di lafadz kan melalui lisan, tetapi terbersit di dalam hati, lalu bagaimana dengan niat wudhu yang pernah kita temukan di buku-buku yang menjelaskan tentang niat berwudhu dengan lafal yang masyhur itu, biasanya niat ini dilakukan di saat kita mencuci kedua telapak tangan sebelum berwudhu, maka lafal ini sering kita ucapkan, tetapi itu hanyalah sebagai pengarah kita agar niat yang sebenarnya di dalam hati yang berbarengan dengan membasuh wajah bisa terlaksana, sama juga di dalam sholat yang niat sebenernya adalah ketika berbarengan dengan takbir al-ihram bukan sebelum takbir al-ihram.


Rukun yang paling pertama menurut madzhab Syafi’I adalah niat, Imam Syafi’I mengatakan di dalam kitabnya yang sangat fenomenal dan menjadi rujukan seluruh ulama yang bermadzhab Sayfi’I yaitu al-Umm, beliau menyatakan, “Tidak sah wudhunya seseorang kecuali dengan adanya niat, cukup dengan sebuah perkataan niat, saya niat berwudhu untuk menyucikan dari hadats,” selain itu juga dikarenakan niat merupakan awal dari segala perbuatan. Sedangkan menurut madzhab Hanafi, bahwa niat ini bukanlah rukun akan tetapi merupakan bagian dari sunnahnya wudhu, contohnya ketika kita masuk di kolam yang penuh dengan air (seperti kolam renang) maka sudah otomatis kita berwudhu, walaupun sebelumnya tidak ada niatan sama sekali untuk berwudhu, karena disaat kita berada di dalam air, seluruh anggota yang diwajibkan untuk berwudhu, sudah terkena basuhan air, ini menurut imam Hanafi.


02. Membasuh wajah

Maka basuhlah mukamu“, Para Ulama sepakat bahwa batasan membasuh muka adalah dengan rincian sebagai berikut:


- Bagian atas wajah, dibatasi dengan tempat tumbuhnya rambut kepala

- Bagian kanan dan kiri wajah, dibatasi oleh pentil telinga

- Bagian bawah wajah, dibatasi dengan janggut


03. Membasuh kedua tangan

tanganmu sampai dengan al-Marafiq (siku)”, sebagian orang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan al-Marafiq pada surat Maidah ini adalah pergelangan tangan, yaitu tulang yang menonjol di samping telapak tangan, akan tetapi yang dimaksud dengan al-Marafiq di ayat tersebut adalah siku alias sikut. Dan semua umat Islam –alhamdulillah- sudah mengetahui hal itu sehingga mewajibkan membasuh tangan hingga siku, dan bahkan ada sebagian muslim melebihkannya hingga kepundak, karena basuhan wudhu yang mengalir di bagian tubuh kita, agar terang seperti cahaya pada hari akhirat nanti. Dan yang terakhir adalah membasuh tangan kiri dahulu, setalah itu baru kemudian membasuh tangan yang sebelah kiri, secara bergantian.


04. Menyapu rambut atau kepala

“Imsahu (Sapulah) kepalamu”, lafal imsahu dalam ayat itu menuai banyak perbedaan para ulama, ada yang mengatakan lafal imsahu mempunyai makna sebagian, pendapat ini keluarkan oleh madzhab Syafi’I, berbeda dengan madzhab Maliki, yang menyatakan bahwa , lafal imsahu memiliki arti sama seperti membasuh, sehingga menurut imam Maliki pengertian menyapu rambut adalah semuanya alias seluruh rambut haruslah terkena air.


05. Membasuh kedua kaki

(basuh) kakimu sampai dengan al-Ka’bain (kedua mata kaki)”, kita mendahalukan yang kanan dan kemudian yang kiri. al-Ka’bain adalah dua tulang yang menonjol dan terletak di samping kaki yang kita kenal dengan mata kaki, berbeda dengan ulama kontemporer yang terdahulu mengartikan al-Ka’bain dengan al-‘aqib yang berarti tumit (dengkul), hal ini sama seperti prasangka sebagian orang.


06. Tertib

Imam Syafi’I menyatakan bahwa tertib atau berurutan adalah termasuk rukun wudhu, karena ingin mengikuti surat al-Maidah tersebut, berbeda dengan Imam Maliki, tertib bukanlah termasuk rukun wudhu, sehingga wudhunya tetap sah jika kita mendahulukan kaki ketimbang wajah, dan lain sebagainya.


Begitulah rukun wudhu yang wajib kita lakukan, dengan sempurnanya rukun wudhu yang kita lakukan ini maka kita bisa melakukan sholat, thawaf di Baitullah dan membaca al-Qur’an. Oleh karena itu sempurnakanlah wudhu kita, dengan memperhatikan betul apa yang dirukunkan dalam berwudhu, jangan sampai kita menyepelekannya sehingga ada rukun wudhu yang kurang sempurna pada akhirnya rusaklah wudhu kita dan tidak sah lah sholat kita.


Penulis juga ingin menyebutkan beberapa sunnahnya berwudhu agar lebih sempurna dan afdhol-nya wudhu kita, sunnah wudhu ada 10 perkara, yaitu:


01. Membaca bismillah di awal sebelum memulai wudhu


02. Membasuh dua telapak tangan dengan cara menggosok-gosokkannya


03. Menyela-nyelai di antara jari-jari baik jari kaki maupun jari tangan


04. Berkumur-kumur, menyedot air dengan hidung, dan mengeluarkan air dengan hidung, tiga kali berturut-turut, sedangkan bagi orang yang berpuasa boleh melakukan hal itu tetapi jangan sampai berlebihan, dikarenakan akan membatalkan wudhu.


05. Membasuh wajah tiga kali dengan cara menggosok-gosokkannya


06. Menyela-nyelai jenggot, jika kita orang yang berjenggot tebal


07. Membasuh kedua tangan hingga siku tiga kali dengan cara menggosok-gosokannya, dan juga membasuh lengan atas.


08. Menyerapkan air ke pori-pori kepala ketika menyapuh kepala


09. Menyapu kedua daun telinga tiga kali


10. Membasuh kedua kaki hingga lutut tiga kali dengan cara menggosok-gosokkannya, serta juga membasuh betis.


Demikian lah penjelasan dari penulis, semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua, amin


----------------------------

Oleh: Ibnu Saduki al-Bekasi (Kitab Mashadir: “ al-Kalim al-Thayyib fatawa ‘Isyriyyah” karya Prof. DR. Ali Jum’ah [Mufti Mesir])

Senin, 16 Juni 2008

Pengaruh Faktor Sosial Budaya terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja

Apakah kalian termasuk remaja atau bukan? Badan organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebut remaja adalah manusia berusia antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan PBB menyebut anak muda (youth) untuk usia 15 sampai 24 tahun.

Saat ini, lebih kurang 1 miliar manusia (1 di antara 6 manusia di bumi) adalah remaja dan 85% di antaranya hidup di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kelompok kaum muda termasuk remaja menghadapi berbagai risiko yang berkaitan dengan kesehatan reproduksinya, misalnya kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi yang tidak aman, infeksi PMS (Penyakit Menular Seksual) atau HIV, dan kekerasan seksual.


Setiap tahun, kira-kira 15 juta remaja berusia 15 sampai 19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi HIV. Secara global, 40% dari semua kasus HIV terjadi pada kaum muda berusia 15 sampai 24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari terdapat 7.000 remaja terinfeksi HIV. Risiko kesehatan reproduksi remaja tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan, misalnya tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan, kesetaraan jender (berhubungan dengan jenis kelamin), kekerasan seksual, serta pengaruh media massa dan gaya hidup masa kini.


Faktor sosial budaya (norma budaya) yang berkaitan dengan perbedaan jender dan hubungan seksual ternyata dapat meningkatkan risiko kesehatan reproduksi remaja. Simaklah beberapa fakta di bawah ini.


  1. Di beberapa negara, seperti India, praktik perkawinan yang diatur orang tua pada gadis di bawah usia 14 tahun masih sangat umum.
  2. Hubungan seksual terjadi pada gadis 9 sampai 12 tahun karena banyak pria dewasa mencari gadis muda sebagai pasangan seksual untuk melindungi diri mereka sendiri terhadap penularan penyakit PMS/ HIV.
  3. Di beberapa budaya, pria muda diharapkan untuk memperoleh hubungan seks pertama kalinya dengan pekerja seks komersial (PSK).
  4. Remaja, terutama putri sering kali dipaksa untuk berhubungan seks. Di Uganda misalnya, 40% siswi sekolah dasar yang dipilih secara acak melaporkan telah dipaksa untuk berhubungan seks.
  5. Di Sub-Sahara Afrika, pengalaman berhubungan seks pertama bagi beberapa remaja putri adalah dengan ”Om Senang” yang memberikan pakaian, biaya sekolah, dan buku sebagai imbalan atas jasa seks yang diberikan.
  6. Di negara berkembang, di antara jutaan anak yang hidup dan bekerja di jalanan banyak terlibat dalam survival sex (seks demi bertahan hidup). Mereka menukar seks dengan makanan, uang, jaminan keamanan, ataupun obat-obat terlarang. Contohnya, di kota Guatemala, ditemukan 40% dari 143 anak jalanan yang diteliti melakukan hubungan seks pertama dengan orang yang tidak dikenal; semua berhubungan seks demi uang; semua pernah dianiaya secara seksual; dan 93% pernah terinfeksi PMS.
  7. Di Thailand, diperkirakan 800 ribu PSK masih berusia di bawah 20 tahun (200 ribu di antaranya berusia di bawah 14 tahun). Beberapa di antara mereka ”dijual” sebagai PSK oleh orang tuanya guna menghidupi anggota keluarga yang lain.


Sabtu, 14 Juni 2008

Masjid Tempat Favorit Umat Islam

Menurut bahasa, kata masjid berasal dari kata sajada, yang artinya tempat bersujud. Secara teknis sujud ada lima bagian dari anggota badan kita yang menyentuh ke bumi, yaitu; kening, hidung, kedua telapak tangan, kedua dengkul, dan kedua kaki bagian ujung jari. Dari kelima anggota tubuh itu haruslah menyentuh bumi, agar sujud kita sempurna.

Dari pengertian di atas jelaslah bahwa semua tempat yang digunakan untuk bersujud bisa saja disebut dengan masjid, tetapi pengertian semua tempat adalah masjid merupakan pengertian secara umum, karena kita mengacu kepada arti bahasa, akan tetapi jika kita telah mendefinisikan arti masjid menurut istilah akan berbeda sekali, karena pengertian istilah ini lebih khusus ketimbang pengertian menurut bahasa.


Masjid menurut istilah adalah sebuah bangunan yang didirikan sebagai tempat untuk beribadah, terutama ibadah sholat jama’ah, bahkan lebih khusus lagi adalah digunakan sebagai tempat sholat jum’at, jika tidak dipakai untuk sholat jum’at maka belum bisa dinamakan dengan masjid, masjid ini biasanya ditambah dengan kata ‘jami’’, yaitu masjid jami’. Sehingga dari sini ada yang mendifinisakan masjid adalah sebuah bangunan yang diwaqafkan untuk dijadikan tempat ibadah sholat jum’at, karena masjid adalah milik masyarakat, bukan atas nama pribadi.


Pada awal keislaman, masjid berfungsi bukan hanya sebagai tempat untuk shalat saja, tetapi masjid pada zaman Rasulullah Saw. ini lebih luas lagi fungsinya, sebagai tempat permusyawarahan, sebagai tempat untuk berkonsultasi kepada Rasulullah Saw, dan bahkan masjid pun sebagai awal dari kebangkitan Islam, karena disinilah para remaja dibina dan dilatih untuk menjadi remaja yang cerdas, tangkas dan kuat. Oleh karena itu masjid merupakan nyawa bagi umat Islam, bukan hanya pada zaman Rasulullah Saw. saja, tetapi sekarang pun masih berfungsi sebagai pusat pembinaan Islam, baik secara rohani maupun keilmuan (ini khusus bagi masjid yang ada pengajian dan perkumpulan-perkumpulannya loooh).


Ketika Rasulullah Saw. berhijrah ke Madinah yang dilakukan olehnya adalah membangun masjid, karena masjid ini akan menjadi pusat kegiatan umat Islam kala itu, kemudian yang lebih penting lagi adalah masjid sebagai tempat untuk menyusun strategi berperang, karena kita mengatahuinya ketika itu terjadi peperangan antara umat islam dan non-Islam, walaupun ketika itu Islam dalam keadaan untuk membela diri dan mempertahankan diri, bukan untuk menyerang.


Masjid memang sangat penting sekali bagi umat Islam, sehingga pada zaman sekarang ini khususnya di Indonesia, banyak masjid di bangun begitu besar dan megah, bahkan ada yang dibangun dengan biaya yang melambung tinggi. Tetapi sayangnya masjid yang megah dan luas itu tak sebanding dengan jama’ahnya yang hanya sedikit saja, bahkan jika shalat dzuhur dan ashar terkadang dihadiri hanya satu makmum.


Ini adalah fenemona yang harus dikritisi, karena sekarang kebanyakan masjid berpindah fungsi, yang dulu sebagai pusat segala kegiatan, tetapi sekarang hanyalah sebagai sebuah hiasan kota agar pemandangannya indah dan lebih terlihat Islami. Dengan apa lagi kita berdalih untuk menolak fenomena dan kritikan seperti itu, apakah karena sibuk bekerja, apakah waktu dzuhur dan ashar itu adalah waktu kantor, dan apakah-apakah yang lainnya.


Coba jika kita melihat di sekitar masjid, banyak sekali rumah yang berdekatan dengan masjid, dan bahkan ada yang bermatapencaharian di sekitar masjid, seperti toko, kios, tukang ojeg dan lain sebagainya, tetapi anehnya ketika adzan memanggil kita, yaitu seruan dari Allah SWT. melalui suara sang muadzin yang melewati telinga-telinga kita, tetapi sayangnya seruan dari Allah SWT. itu tidak dihiraukan sama sekali oleh kita, malahan suara itu hanyalah dianggap anging lewat yang sudah biasa kita dengar, yang pada akhirnya kita masih asyik tenggelam untuk mencari duniawi.


Selain itu juga masjid pada zaman sekarang ini tidak menghadirkan efek kepada lingkungan sekitarnya, seharusnya jika sudah berdiri tegak masjid maka lingkungan disekitarnya akan terkena dampak, yaitu dampak yang membawa umat Islam yang disekitarnya menjadi lebih ta’at kepada Allah SWT. yang pada akhirnya terciptalah masyarakat yang islami dan harmonis.


Memang agaknya sulit untuk mengembalikan fungsi masjid pada era keemasan Islam, tetapi bukan berarti hal ini tidak bisa dilakukan pada zaman sekarang ini, seharusnya malah lebih, dikarenakan seiiring dengan perkembangan teknologi dan keilmuan, seharusnya sudah lebih modern dan juga lebih menarik lagi.


Kenapa demikian, karena masjid harus menjadi sarana untuk membina umat khususnya para remaja, baik dari segi rahaniyah maupun dari segi keilmuannya, agar menjadi generasi-genarasi yang cerdas dan pintar ditambah tentunya ta’at kepada Allah SWT.. Oleh karena itu masjid yang besar dan apalagi megah, maka tidak akan mustahil melalukannya, yaitu dengan mendirikan ruangan khusus untuk perpustakaan, ruang pertemuan dan juga mungkin ruang olahraga untuk membina para generasi muda, yang sehat dan pintar.


Sehingga dengan demikian, masjid bukan sebagai penghias kota lagi, tetapi masjid benar-benar masjid, yang penuh dengan kegiatan dan juga pembinaan, yang pada akhirnya banyak remaja yang senang pergi ke masjid, bahkan ada yang mengatakan, “Tempat favoritku bukan diskotik ataupun bar, tetapi masjid”. Wallahu ‘alam

Beberapa Pertanyaan tentang Tembakau dan Kesehatan

# Adakah cara aman untuk merokok?

Tidak. Semua bentuk tembakau dapat menimbulkan dampak merusak an merokok dalam jumlah sedikit pun termasuk berbahaya. Tembakau termasuk salah satu produk legal, akan tetapi merokok tetap saja merusak tubuh.


# Apakah merokok menyebabkan kanker?

Ya, dan tidak hanya kanker paru-paru. Di samping kanker paru-paru, pipa rokok, rokok, atau juga cerutu merupakan penyebab utama kanker pada mulut, laring (kotak suara), dan esofagus. Selain itu, merokok dapat menambah resiko kanker pada kandung kemih, ginjal, pankreas, lambung, dan serviks (uterus).


# Apakah kanker paru-paru dapat disembuhkan?

Sangat lama; selama lima tahun rata-rata pemulihannya hanya 13 %. Beruntungnya, penyebaran penyakit kanker ini dapat dicegah. Dengan kata lain, dengan tidak merokok, kemungkinan besar penyebaran penyakit tersebut dapat dicegah.


# Apakah merokok dapat menyebabkan penyakit paru-paru lainnya?

Ya. Merokok dapat menyebabkan penyakit bronkitis kronik, yaitu suatu penyakit yang ditandai dengan adanya mukus pada saluran respirasi perokok. Merokok juga penyebab utama penyakit emfisema, yaitu penyakit yang merusak paru-paru seseorang secara perlahan-lahan. Resiko penyakit bronkitis kronik dan emfisema terhadap perokok lebih besar dibanding mereka yang tidak merokok.


# Mengapa merokok menyebabkan para perokok batuk?

Secara normal, silia (rambut-rambut halus pada saluran respirasi) menolak dan menyapu material yang berbahaya keluar dari paru-paru. Bagaimanapun, rokok menyebabkan menurunnya aksi pembersihan tersebut, sehingga racun yang dikandung tertinggal dalam paru-paru.


# Jika merokok tanpa dihisap, apakah masih berbahaya?

Ya. Seberapapun kecilnya tetap berbahaya terhadap kehidupan sel-sel. Begitu juga pipa rokok, rokok putih, dan cerutu yang tidak dihisap, kesemuanya dapat meningkatkan resiko kanker pada bibir, mulut, dan lidah.


# Apakah merokok mempengaruhi jantung?

Ya. Merokok dapat meningkatkan resiko penyakit jantung yang di Amerika menjadi pembunuh nomor satu. Merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kurang olahraga merupakan faktor-faktor penyebab penyakit jantung. Merokok itu sendiri menyebabkan resiko terkena penyakit jantung menjadi dua kali lipat.


# Adakah pengaruh merokok terhadap perempuan yang hamil dan bayi mereka?

Perempuan hamil yang merokok akan mengancam kesehatan dan kehidupan bayi mereka yang baru lahir. Jika seorang perempuan hamil merokok, pada hakekatnya ia merokok untuk dirinya sendiri dan bayinya. Sebab, nikotin, karbon monoksida, dan senyawa kimia berbahaya lainnya di dalam rokok akan masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya masuk ke dalam tubuh janin. Seorang ibu perokok memiliki peluang lebih besar terhadap kematian bayi saat dilahirkan dan berat badan bayi di bawah normal dibanding ibu yang bukan perokok.


# Apakah merokok menyebabkan masalah-masalah kesehatan khusus pada perempuan?

Ya. Perempuan yang merokok dan menggunakan pil pengatur kehamilan dapat meningkatkan resiko terhadap stroke dan penyumbatan aliran darah pada kaki. Selain itu, mereka juga memiliki peluang untuk terkena kanker rahim.


# Apa sajakah efek merokok dalam jangka waktu pendek?

Hampir dengan segera, merokok dapat membuat bernapas menjadi berat. Dalam waktu pendek, merokok dapat menyebabkan asma dan alergi. Hanya dalam waktu 7 detik setelah seseorang mengepulkan asap rokok, nikotin mencapai bagian otak yang menghasilkan efek seperti morfin.


# Adakah jenis resiko lainnya terhadap perokok?

Tentu. Merokok dapat menyebabkan stroke, yang menjadi penyebab kematian nomor tiga di Amerika Serikat. Para perokok lebih besar kemungkinannya untuk menderita kerusakan lambung dan terkena kanker dibanding mereka yang bukan perokok.


# Apa bahayanya merokok pasif?

Merokok pasif dapat menyebabkan kanker paru-paru. Anak-anak yang orang tuanya merokok lebih besar kemungkinannya terkena pneumonia (radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri) dan bronkitis dalam dua tahun pertama dibandingkan mereka yang orang tuanya bukan perokok. Para perokok pasif memiliki resiko 30 % lebih besar terkena kanker paru-paru dibanding mereka yang lingkungannya terbebas dari rokok.



# Apakah mengunyah tembakau merupakan pilihan yang aman untuk merokok sigaret (rokok putih)?

Tidak. Banyak orang yang mengunyah tembakau percaya bahwa mengunyah tembakau tidak membahayakan mereka, karena itu bukan merokok. Mereka salah. Tembakau tetap saja mengandung nikotin, bahan yang juga ditemukan dalam rokok putih dan cerutu. Meskipun tidak dihisap sampai ke paru-paru, cairan tembakau yang dikunyah akan diserap oleh lapisan mulut sehingga dapat menimbulkan kanker mulut.


--------------------
Oleh: Ekaristi Pratiwi

Jumat, 13 Juni 2008

Makhluk Allah yang Bernama Cinta

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (QS. Ar Ruum: 21)

Maha Besar dan Maha benar Allah SWT. atas segala firman-Nya, dari ayat di atas tergambarlah kepada kita bahwa Allah SWT. menciptakan manusia saling berpasangan yaitu pria dan wanita. Dualisme yang berbeda ini bisa saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya, wanita bisa melengkapi pria, dan begitupun sebaliknya pria dapat melengkapi wanita, sehingga kedua-duanya bisa saling berinteraksi, saling menolong, saling memberi, dan saling mengenal tentunya.


Kemudian Allah SWT. sungguh-sungguh menjadikan dunia ini begitu indah dan menawan, dikarenakan Allah SWT. menciptakan makhluk-Nya bernama “cinta” yang pada ayat diatas Allah SWT. menggambarkan cinta sebagai “rasa kasih dan sayang”, karena rasa kasih dan sayang inilah yang terangkum dalam satu kata yaitu kata cinta. Di dalam hati setiap manusia baik pria maupun wanita terdapat cinta, sehingga dengan cinta akan terciptalah kedamain dan ketentraman di antara sesama manusia, yang pada akhirnya timbullah keindahan dan kenikmatan di dunia ini. coba bayangkan oleh kita semua jika saja Allah SWT. tidak menciptakan cinta, mungkin dunia ini akan menjadi radikal dan keras, karena antara sesama manusia saling mencelakai, ingin menang sendiri, tidak ada rasa kasih sayang dan sebagainya.


Allah SWT. menciptakan makhluk yang bernama cinta ini sungguh luar biasa sekali, makhluk yang satu ini memberikan berbagai rasa dalam mengarungi kehidupan manusia, dengan cinta manusia bisa cemburu, yaitu cemburu ketika yang dicintainya diduakan, cemburu ketika yang dicintainya disakiti, dan cemburu ketika yang dicintainya dilecehkan. Dan dengan cinta manusia juga bisa rindu, yaitu rindu ketika lama tak berjumpa dengan yang dicintainya, rindu ketika lama tidak mencahkan hati dengan yang dicintainya, dan rindu ketika lama tidak mendekat dengannya.


Cinta adalah rahmat dari Allah SWT. dan sebuah pemberian dari Allah SWT. yang khusus bagi seluruh makhluknya, bukan hanya manusia saja yang diberikan cinta didalam hatinya, tetapi juga makhluk yang lain, seperti hewan yang mencintai anak-anaknya untuk selalu memberi makan disaat anak-anaknya lapar, tumbuhan mencintai alam sehingga akan terjalinlah hubungan harmonis keduanya yang akan mengakibatkan alam ini seimbang dan teratur, bahkan malaikatpun diberikan cinta oleh Allah SWT., sehingga malaikat tinduk dan patuh tanpa sedikitpun membantah kepada Allah SWT.. Sungguh besar karunia Allah SWT. berupa cinta kepada seluruh makhluk-makhluk-Nya ini.


Oleh karena cinta adalah rahmat dari Allah SWT., maka sudah selayaknyalah kita menjaganya, jangan sampai hilang, jangan sampai lenyap, atau bahkan jangan sampai dinodai oleh diri kita, hilang dikarenakan kesombongan kita, lenyap dikarenakan kedengkian kita, dan ternodai dikarenakan hawa nafsu yang membuncah di dalam hati kita.


Fenomena hilangnya cinta telah kita lihat di zaman sekarang ini, kekerasaan dimana-mana, perang terjadi disebagian belahan dunia, hingga kekafiran yang melawati bataspun ada di zaman sekarang. Apakah kaum manusia akan kembali kepada zaman jahiliyah, dimana banyak orang yang berilmu tetapi sebenarnya ia jahil dengan ilmunya, sehingga yang terjadi ilmunya hanyalah untuk menjual diri sendiri atau bahkan untuk mengelabui orang yang bodoh. Hal ini senada dengan zaman sekarang, banyak manusia yang pintar tapi sayang kepintarannya untuk korupsi, untuk melecehkan orang lain bahkan untuk membodohi orang yang tidak tahu menahu apa-apa. Banyak pula manusia menemukan kecanggihan teknologi pada saat ini tetapi sayang kecanggihan teknologi itu bukannya menambah kemudahan kita untuk mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, tapi malah sebaliknya sebagai sarana untuk menjauh dari Allah SWT. sadarkan kita akan hal itu semua?.


Fenomena itu terjadi karena keseluruhan hati kita dikuasai oleh nafsu, layaknya peperangan antara palestina dan israel, nafsu adalah sebagai israel, pelestina adalah sebagai hati, dan sedangkan Islam adalah sebagai cinta. Ketika hati kita dikuasai oleh cinta maka yang terjadi adalah kedamaian di seluruh tubuh kita, tetapi sebaliknya jika nafsu yang meguasai wilayah hati maka akan terjadi kegelisahan dan kegelapan yang memberatkan tubuh kita. Oleh karena itu kita harus terus menerus berjuang mengamankan wilayah hati agar jangan sampai kalah dan terjajah dengan zionis-nafsu, karena ia akan merusakan hati kita, menggelapkan hati kita dan mengeraskan hati kita, sehingga hati kita tidak mengeluarkan sinar lagi, redup tanpa berbekas, layaknya sebuah lilin yang mati ditengah kegelapan malam, hitam dan suram.


Kadang cinta menjadi kambing hitam oleh zionis-nafsu, ia selalu berkata atas nama cinta, melakukan kemaksiatan atas nama cinta, melakukan pembunuhan atas nama cinta, atau bahkan menodai kehormatan orang lain atas nama cinta, semuanya atas nama cinta, inilah fitnah dari zionis-nafsu agar sesuatu yang buruk itu dibungkus selalu oleh kata yang indah yaitu kata cinta, padahal jika sudah dibuka bungkusannya, maka akan terlihat bagaimana kekejamnya dan kebringasnya zionis-nafsu melakukan itu semua.


Jadi bukalah mata hati kita selebar-lebarnya pada saat terjadi peperangan antara cinta dan zionis-nafsu didalam hati kita untuk selalu istiqomah berada dipihak cinta dan mendukung cinta, agar cinta memenangi peperangan antara zionis-nafsu, yang akhirnya timbullah kedamaian di dalam hati dan jiwa. Dan perlu diingat oleh kita, bahwa cinta tidak akan membunuh nafsu yang baik, seperti nafsu belajar, nafsu ibadah dan nafsu yang baik lainnya, tetapi cinta akan membunuh nafsu buruk, nafsu jahat dan nafsu yang ingin memekatkan hati kita untuk terjerumus kedalam jurang yang dalam sehingga cahaya matahari tak sampai lagi kepada kita. Wallahu ‘alam.

Template by - Abdul Munir - 2008